2014

Home » Blog » 2014 » Mengapa VG Mengikuti Tuhan (Pengalaman Seorang Ateis)

01-09-14a

Mengapa VG Mengikuti Tuhan (Pengalaman Seorang Ateis)



  • Bahasa Indonesia
  • English

Bagaimana mungkin kita BISA meyakinkan seorang ATEIS bahwa jika kita ikut Tuhan maka kita HARUS siap menderita, siap gagal, siap miskin di dunia, TETAPI nanti kita akan BAHAGIA di Sorga, dll? Sedangkan seorang ATEIS itu TIDAK PERCAYA bahwa Tuhan itu ada, ATEIS TIDAK PERCAYA ada Sorga dan Neraka.

Dengan demikian pengalaman berikut adalah pengalaman pribadi saya sebagai seorang ATEIS yang membuktikan bahwa Tuhan itu memang benar ADA dan Bisa Diandalkan! Sehingga mereka yang MASIH meragukan Tuhan dapat belajar dari pengalaman pribadi ini.

Bagaimana cara membuktikan bahwa Tuhan itu ada? Ya cari sampai bertemu dengan Tuhan melalui berbagai cara (bertapa, berdialog, ngomong sendiri, jungkir-balik, dll). Banyak orang menyatakan bahwa saya telah GILA mencari Sosok Tuhan secara Fisik, tetapi sekedar informasi: bahwa Tuhan akan datang menemui orang yang ter-GILA-GILA (Gila Kuadrat, Pangkat Tiga, Pangkat 10, Pangkat 100, dst) mencari TUHAN. Di otaknya sepanjang waktu hanya ada kata TUHAN, tidak mengenal siang-malam, terus-menerus berbicara tentang TUHAN, seperti seseorang yang me-RINDU-kan kekasihnya. Jadi kalau baru GILA saja, TUHAN TIDAK AKAN datang untuk menampakkan diri-Nya yang Maha SUCI itu.

Bagi yang sudah percaya bahwa Tuhan itu memang ada, bersyukurlah, karena tidak perlu lagi mencari-cari TUHAN, tinggal membuktikan apakah benar bahwa Tuhan itu bisa diandalkan?

Saya akan menjelaskan secara logika (Ateis mengandalkan LOGIKA agar bisa meruntuhkan EGO-Exclude God Out dalam diri mereka).

Kita mulai dengan pernyataan yang menjadi titik pusat dari Alkitab yaitu:

Lebih baik berlindung pada TUHAN daripada percaya kepada manusia

Mazmur 118:8

Bagaimana mungkin seorang ATEIS disuruh berlindung pada TUHAN, sedangkan ATEIS itu berlindung pada EGO (Exclude God Out). ATEIS itu MENUHANKAN diri sendiri melalui EGO mereka. Jadi agar meruntuhkan EGO si ATEIS, maka tentu saja kita HARUS bisa membuktikan bahwa TUHAN itu memang lebih hebat dari sang ATEIS itu sendiri. Caranya bagaimana? Ikuti saja prinsip TAAT berikut:

  • Tuhan Berfirman
  • Aku percaya dan melakukan (HARUS melakukan Firman Tuhan)
  • Aku melakukan hal-hal yang aku bisa (Tanpa Kesalahan dan sesuai dengan firman Tuhan)
  • Tuhan melakukan hal-hal yang aku tidak bisa.

Jadi HARUS ada pembuktian bahwa Tuhan mampu melakukan hal-hal yang si ATEIS tidak bisa. Sehingga misalkan kemampuan ATEIS hanya 100%, maka kemampuan Tuhan harus dibuat tak terbatas (tak terhingga) sehingga si ATEIS bisa percaya bahwa, jika ATEIS = manusia biasa (ordinary), dan Tuhan = Extra, maka Tuhan bersama ATEIS menjadi LUAR BIASA (Extra Ordinary). ATEIS = alamiah (natural), dan Tuhan = Super, maka Tuhan bersama ATEIS = Super Natural, ATEIS = 0 (tidak memiliki apa-apa rela menolkan EGO) dan Tuhan = 1, maka Tuhan bersama ATEIS = 10 (Sempurna).

Mari kita lihat ke-TIDAK KONSISTEN-an cara berpikir dari orang-orang yang mengaku percaya kepada Tuhan. Mereka bukan mengijinkan Tuhan melakukan hal-hal luar biasa yang mereka TIDAK BISA, tetapi mereka “mengurung/memenjarakan” Tuhan di dalam diri mereka sebatas yang mereka BISA. Jika Tuhan HANYA mampu melakukan hal-hal yang aku BISA, maka secara LOGIKA bagi si ATEIS untuk apa saya HARUS berlindung pada TUHAN yang kemampuannya HANYA sebatas yang aku BISA?

Contoh orang-orang yang menyatakan diri percaya kepada TUHAN TETAPI masih “mengurung/memenjarakan” TUHAN di dalam diri mereka, sehingga Prinsip TAAT di atas tidak diterapkan:

  • Mengaku diri percaya kepada TUHAN, TETAPI masih memelihara Roh Ke-LEMAH-an, Roh Ke-TAKUT-an, dan Roh Ke-TIDAK DISIPLIN-an (Ke-TIDAK TERTIB-an).

Bukankah ini menunjukkan bahwa orang ini TIDAK KONSISTEN menerapkan ayat dalam Alkitab berikut:

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban

2 Timotius 1:7

Banyak orang percaya kepada TUHAN selalu menyatakan bahwa rejeki di tangan TUHAN, tetapi lebih takut dipecat oleh atasan mereka yang nota bene hanya MANUSIA biasa! Sehingga mereka rela “menipu/membohongi/tidak takut” kepada TUHAN, dan terus-menerus melakukan praktek tercela yang dilarang TUHAN seperti: Korupsi, Kolusi, Nepotisme. Pelaku KKN HANYA TAKUT kepada manusia biasa (atasan mereka, polisi, kejaksaan, KPK, dll)? Ini menunjukkan inkonsistensi dalam cara berpikir! Mengaku ber-TUHAN TETAPI tidak ber-IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda). Lebih baik seorang ATEIS yang tidak melakukan KKN daripada orang percaya kepada TUHAN tetapi melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).

Daripada saya melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) LEBIH BAIK saya TIDAK MALU meminta langsung kepada Tuhan ke-kaya-an berlimpah-limpah TETAPI TETAP KONSISTEN mengikuti praktek dalam Bagan Terlampir. Apakah kita bisa bernegosiasi dengan Tuhan? Bisa sekali, mengapa tidak?

Ketika masih menjadi ATEIS saya HARUS bekerja 12-15 jam sehari baru bisa menjadi kaya, bagaimana kalau setelah meng-ANDAL-kan TUHAN saya cukup bekerja satu jam per hari saja TETAPI menjadi kaya berkali-kali (100 x, 1000 x, dstnya)?

Karena TUHAN setuju, maka saya RELA melepaskan EGO (Exclude God Out) dan menggantikan dengan IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda) dalam Jendela Pikiran yang telah benar di atas. Hal ini agar ayat-ayat dalam Matius 20:1-16 tentang Pekerja di Kebun Anggur BISA dibuktikan dan dapat diandalkan.

Meskipun setelah jawaban TUHAN tentang persetujuan itu, saya HARUS siap diuji selama bertahun-tahun. Saya HARUS rela melepaskan status Canadian Permanent Resident dengan berbagai fasilitas GRATIS di negara maju (Vancouver, Canada), dan mengikuti perintah TUHAN agar pulang ke Indonesia dengan kebangkrutan dan hutang bermilyar-milyar rupiah. Memang kalau kita meminta kekayaan, maka TUHAN akan menguji kita dengan kebangrutan.

Tetapi karena saya memang ingin membuktikan apakah benar TUHAN bisa diandalkan, maka saya rela menjadi bangkrut dan berhutang banyak, dan KONSISTEN mengikuti perintah TUHAN agar bisa membuktikan Prinsip TAAT di atas. Itupun hasil pembuktian baru terjadi setelah sekitar 8 (delapan) tahun masa pengujian itu, dihitung setelah pulang kembali ke Indonesia. Jadi kalau kita baru diuji oleh TUHAN dan waktunya belum sampai 5 (lima) tahun, jangan cepat-cepat kita bermental seperti pengemis yang mau gampang meminta kepada Tuhan untuk melepaskan kita dari pencobaan itu. Ibarat waktu yang berjalan, kalau ujian itu baru mencapai jam 6 sore (baru dimulai), maka masih akan ada ujian puncak jam 12 malam, lalu jam 1, 2, 3, 4, 5, dan baru akan berakhir pada jam 6 pagi. Oleh karena itu kita HARUS bijaksana, jika kita sedang berada di puncak SUCCESS, maka kita TETAP ingat bahwa suatu ketika kita akan menghadapi masa-masa SULIT. Bukan masalah DERITA atau BAHAGIA, tetapi bersikap POSITIF ketika mengalami pen-DERITA-an, dan bersyukur (tetap ber-FOKUS pada TUHAN) ketika sedang mengalami ke-BAHAGIA-an. Masalah kehidupan terus-menerus silih berganti selama orang itu masih hidup di dunia (berlaku bagi semua orang, baik yang percaya atau tidak percaya kepada TUHAN).

SUCCESS = BAIK

Di samping Akronim BAIK = Bahagia Aku Ikut Kristus, maka kita bisa mengutip pernyataan Mario Teguh bahwa orang SUCCESS itu adalah orang BAIK.

  • Banyak orang kaya di dunia TETAPI GAGAL menjadi orang BAIK (Contoh: Koruptor, Konglomerat Hitam, Mafia Bisnis, dll).
  • Banyak orang berkuasa di dunia TETAPI GAGAL menjadi orang BAIK (Contoh: penguasa yang KKN dan TIDAK mementingkan kesejahteraan rakyat).
  • Banyak orang pintar di dunia TETAPI GAGAL menjadi orang BAIK (Contoh: intelektual yang melacurkan ilmunya, intelektual yang memperdaya/membodohi orang lain, intelektual yang mempersulit siswa/mahasiswa, dll).
  • Kesimpulan saya, jika kita ingin meng-ANDAL-kan TUHAN, maka HARUS menerapkan Prinsip TAAT di atas secara KONSISTEN, menjadi 100% sebagai Pelaku Firman, baru kita merasakan dan membuktikan sendiri di dunia ini, dan TIDAK PERLU menunggu janji-janji manis bahwa ke-BAHAGIA-an baru akan diterima di Sorga.

    Promosi tentang TUHAN bahwa ke-BAHAGIA-an baru akan diterima di Sorga akan ditertawakan oleh orang-orang ATEIS atau yang masih meragukan Tuhan, yang memang notabene TIDAK mengakui adanya Sorga dan Neraka!

    Mengakhiri tulisan ini saya ingin mengutip kata-kata dari orang-orang SUCCESS berikut.

    Kehidupan yang hebat adalah kulminasi dari pemikiran-pemikiran hebat disertai tindakan-tindakan hebat

    Peter Sinclair

    Peperangan kami yang paling dahsyat adalah melawan pikiran kami sendiri

    Jamerson Frank

    Pikiran kita ibarat parasut, hanya berfungsi ketika terbuka

    Thomas Dewar

    Kita bisa SUCCESS sekalipun tidak ada orang yang percaya bahwa kita bisa. Tetapi kita tidak akan pernah SUCCESS jika kita TIDAK PERCAYA bahwa kita akan SUCCESS (Tidak Percaya Diri)

    Anonim

    Pencapaian SUCCESS tidak datang dengan sendirinya pada Anda. Anda yang harus pergi meraihnya

    Marva Collins

    Ilmu pengetahuan TANPA iman = buta, iman TANPA ilmu pengetahuan = lumpuh

    Albert Einstein


    Bagi mereka yang ingin berpikir seperti Yesus termasuk mengetahui bagaimana cara berpikir dari Yesus dapat download buku GRATIS: Think Like Yesus yang diulas secara rasional oleh George Bana.

    http://www.newlifexn.com/ThinkLikeJesus/

    “Jika pemikiran kita sama seperti Yesus, baru kita bisa bersahabat dengan-Nya”

    Yohanes 15:14-17


    Manfaat dari cara berpikir seperti Yesus dapat dibaca dalam halaman 14 dari buku George Barna (Think Like Jesus) berikut. Semua kata-kata yang ada adalah POSITIF, seperti: Joy, Success, Wealth, Wisdom, Long Life, Self-control, No Fear, etc.

    http://books.google.co.id/books?id=MVMyCZFEjVwC&pg=PA40&lpg=PA40&dq=think%20like%20jesus%20george%20barna%20summary&source=bl&ots=heEYulBbPb&sig=tqMCgUZKehZ9qWFsNQNPsLxTjFY&hl=en&sa=X&ei=V7IEVIHeMMSl8AXfxoLICA&ved=0CFsQ6AEwCQ#v=onepage&q=think%20like%20jesus%20george%20barna%20summary&f=false

    Salam SUCCESS bersama Tuhan.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php