2014

Home » Blog » 2014 » Model Pembelajaran Kewirausahaan Menuju SUCCESS

02-09-14

Model Pembelajaran Kewirausahaan Menuju SUCCESS



  • Bahasa Indonesia
  • English

PUJI TUHAN atas bimbingan-Nya selama satu minggu menyiapkan bahan presentasi tentang Entrepreneurship Education yang akan diberikan dalam Kuliah Umum pada Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) pada hari Jumat, 5 September, jam 09:00 – 11:30 atas permintaan Bapak Dr. Sam Littik (Pembantu Rektor I USNI). Terima kasih kepada Bapak Dr. Sam Littik yang telah memberikan kesempatan untuk “HARUS” belajar lagi tentang Kewirausahaan dari berbagai sumber selama satu minggu ini.

TETAPI Mengapa saya harus berterima kasih kepada Pak Dr. Sam Littik (Purek I USNI)? Dari cara berpikir seorang Entrepreneur maka input utama agar terjadi proses kewirausahaan (entrepreneurial process) adalah OPPORTUNITY (lihat Bagan Entrepreneurial Process di bawah). Tanpa permintaan (OPPORTUNITY) yang diberikan oleh Pak Dr. Sam Littik, maka VG tidak mungkin mengumpulkan material dan membaca buku-buku Entrepreneurship untuk dijadikan bahan presentasi. Karena untuk apa VG membuat bahan presentasi tentang Entrepreneurship Education? Ini langkah pertama dan menjadi titik masuk (entry point) apakah Kewirausahaan akan BERPROSES dan SUCCESS?

Pada hari Jumat 5 September 2014 Jam 08:30 pagi VG akan datang BUKAN sebagai seorang presenter atau dosen TETAPI ia akan datang sebagai seorang Entrepreneur. VG melihat ada resources yang banyak di USNI (ruangan, tenaga pengajar, mahasiswa, fasilitas, dll). VG akan menawarkan kerja sama melalui komunikasi (lihat Bagan Entrepreneurial Process) untuk mendirikan misalnya: Entrepreneurship Learning Center, bekerjasama dengan USNI. Kemudian katakanlah Pengelola USNI dan Pengurus BPH Yadika setuju bekerjasama. Maka akan dibentuk TEAM, di mana melalui praktek KEPEMIMPINAN yang efektif maka TEAM akan berkreasi untuk mengembangkan Entrepreneurship Learning Center dan USNI menjadi Lembaga Terkemuka di Indonesia. Output dari Lembaga ini adalah tenaga terdidik yang memiliki AKS (ATTITUDE, KNOWLEDGE, SKILLS) profesional berjiwa Entrepreneurship, yang dapat disalurkan langsung ke perusahaan-perusahaan besar di pasar ASEAN termasuk dikirim ke Dubai, dll.

Terjadi kerjasama yang saling menguntungkan, di mana USNI akan memperoleh tambahan pemasukan yang secara OTOMATIS akan meningkatkan kesejahteraan semua pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Konsekuensi LOGIS bagi VG sebagai Entrepreneur akan meningkatkan PASSIVE INCOME yang telah ia peroleh selama ini dari bisnis CONDOTEL.

Ilustrasi di atas (HANYA CONTOH) menunjukkan bahwa bagi seorang Entrepreneur yang menjadi INPUT utama agar kewirausahaan bisa berproses secara SUCCESS adalah OPPORTUNITY. MODAL adalah INPUT utama bagi seorang CAPITALIST. Idealnya seorang PEMODAL juga berfungsi sebagai seeorang Entrepreneur, TETAPI hal itu JARANG terjadi. Oleh karena itu Pemodal TETAP membutuhkan seorang Entrepreneur untuk mengembangkan usaha mereka. Sama halnya MANAGER yang dibutuhkan oleh PEMODAL untuk mengelola administrasi dari usaha-usaha PRODUKTIF mereka.

KESIMPULAN: Kewirausahaan membutuhkan orang-orang KREATIF untuk menciptakan atau memanfaatkan OPPORTUNITY. Perhatikan kalimat di bawah ini:

OPPORTUNITY IS NOWHERE: Orang TIDAK KREATIF akan membaca OPPORTUNITY IS NOWHERE (Kesempatan TIDAK ADA di mana-mana). TETAPI seorang Entrepreneur akan membaca: OPPORTUNITY IS NOW HERE (Kesempatan ADA di sini sekarang).

Bagan terlampir menunjukkan bagaimana orang KREATIF (ENTREPRENEUR) vs. TIDAK KREATIF melihat “sesuatu”.

Saya percaya 100% kalau kita ber-NIAT baik dan tulus yang saling menguntungkan (Win-Win Agreement) maka TUHAN PASTI akan merestui, karena banyak manusia TERDIDIK yang bisa diberdayakan dari pengangguran. Jika kita melamar pekerjaan, maka perusahaan atau institusi produktif akan berpikir berkali-kali untuk menerima kita, TETAPI apabila kita menawarkan kerjasama untuk membesarkan dan memajukan usaha produktif (perusahaan dan lembaga-lembaga) orang lain, mustahil orang lain TIDAK menyambut dengan gembira proposal kita? Itu pentingnya Character seorang Entrepreneur yang selalu KREATIF dan berpikir Win-Win. Apa yang saya kemukakan di atas adalah Tipe Kewirausahaan Intelektual dan Kewirausahaan Universitas.


Hasil pembelajaran selama satu minggu melahirkan model kreatif yang akan dipergunakan dalam dunia nyata dan diharapkan akan membawa banyak orang menuju SUCCESS (lihat Bagan terlampir).

Definisi Kewirausahaan yang digunakan adalah: suatu cara berpikir, alasan dan tindakan yang menciptakan atau memanfaatkan kesempatan (opportunity), menggunakan pendekatan manajemen holistik dan kepemimpinan (Jeffry A. Timmons: New Venture Creation, Entrepreneurship for the 21st Century, McGraw-Hill).

Dan tampaknya ada yang keliru dari pemahaman tentang KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURSHIP) selama ini, di mana seorang wirausaha (entrepreneur) disamakan dengan pedagang kaki lima, sehingga seorang sarjana peternakan yang beternak seperti peternak disamakan dengan berjiwa WIRA USAHA. Jika seorang sarjana peternakan berusaha ternak itu disebut pekerja usaha ternak (Self-employed) yang sampai kapanpun (sampai meninggal dunia) tidak akan pernah menjadi orang kaya.

Seorang sarjana peternakan yang menciptakan “SISTEM PETERNAKAN” yang dapat dipergunakan oleh semua peternak atau pelaku usaha ternak dan menghasilkan manfaat yang besar (keuntungan yang SANGAT SIGNIFIKAN) baru layak disebut seorang Wira Usaha (Entrepreneur) dalam bidang peternakan.

Agar lebih jelas perbedaan antara Entrepreneur, Capitalist, dan Manager, maka lihat Bagan terlampir.

Proses kewirausahaan di mulai dari OPPORTUNITY. Melalui OPPORTUNITY kemudian dicari sumber-sumber daya modal (bisa berasal dari modal orang lain, modal pinjaman, dll) melalui KOMUNIKASI berupa proposal yang menguntungkan. Kemudian dibuat tim-tim kerja (TEAM) melalui KEPEMIMPINAN yang handal. Selanjutnya Tim-tim kerja (TEAM) itu berproses KREATIF untuk meningkatkan OPPORTUNITY sehingga usaha itu menjadi semakin meningkat melalui CONTINUAL IMPROVEMENT dan INNOVATION. Lihat Bagan terlampir.

Dalam bentuk ilustrasi seorang Entrepreneur adalah seorang PROBLEM SOLVER, atau seperti dikatakan oleh Bapak Ciputra sebagai “Orang yang MAMPU mengubah SAMPAH menjadi EMAS”.

AKS (Attitude, Knowledge, Skills) orang-orang PROFESIONAL di segala bidang. Kita TIDAK perlu melamar pekerjaan, secara otomatis akan diminta orang untuk menjadi MITRA/PARTNER usaha baik sebagai manajer atau entrepreneur. Kita TIDAK perlu mencari uang, secara OTOMATIS uang yang datang dan mengejar kita! Jadi bagi seorang Entrepreneur yang HARUS diciptakan adalah OPPORTUNITY yang menguntungkan (bermanfaat) bagi banyak orang. INGAT: Pemodal membutuhkan Entrepreneur dan Manager agar BISA mengembangkan modal mereka. Seorang pengusaha (pemodal) BELUM tentu seorang Entrepreneur.

Apapun jenis usaha kita, segala usaha dimulai dari kecil. Dalam Kewirausahaan Bisnis (Business Entrepreneurship), suatu bisnis akan berkembang menjadi besar (Konglomerat) apabila ada perkembangan dalam tiga aspek, yaitu: INOVASI, MANAJEMEN STRATEGIK, dan PERTUMBUHAN PASAR (MARKET OPPORTUNITY).


Buku bagus tentang Entrepreneurship & Innovation: The Global Innovation Index 2014 — The Human Factor in Innovation (428 halaman). Dapat didownload GRATIS.

Dari 143 Negara yang dipelajari, posisi Indonesia berada di urutan 87, di bawah Bhutan (86), Kenya (85), dan Vietnam (71). Ranking lengkap ada dalam buku ini.

Salam SUCCESS Menjadi Entrepreneur disegala bidang (sosial, pemerintahan, pendidikan, bisnis, keluarga, dll).

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php