2017

Home » Blog » 2017 » SUCCESS Keuangan Menggunakan PDCA Management Framework (Bagian 1)

SUCCESS Keuangan Menggunakan PDCA Management Framework (Bagian 1)



  • Bahasa Indonesia
  • English

Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt
American Society for Quality (www.asq.org) CMQ/OE, CQA, CSSBB, CQE, CQIA
American Production and Inventory Control Society (www.apics.org) CFPIM, CSCP
International Quality Federation (www.iqf.org) Six Sigma Master Black Belt
Registration Accreditation Board (www.exemplarglobal.org) Quality Management System Practitioner

If you are born poor, it’s not your mistake. But if you die poor, it’s your mistake

Bill Gates

 

Anthony Robbins, seorang motivator dan penulis buku terkenal dari USA menyatakan bahwa hal-hal yang akan mengubah kehidupan kita akan sangat bergantung pada kekuatan pribadi (Personal POWER) yang menunjukkan kemampuan kita dalam mengambil TINDAKAN yang KONSISTEN (Consistent ACTION). Ia memberikan empat formula SUCCESS, yaitu: (1) mengetahui hasil (OUTCOME) kita, (2) melibatkan diri kita untuk mengambil tindakan melalui memutuskan untuk melakukan sesuatu, (3) memperhatikan apa hal-hal yang diperoleh dari tindakan-tindakan yang kita lakukan itu?, dan (4) jika tindakan yang sedang dilakukan itu tidak berfungsi dengan baik, maka ubah pendekatan itu. Formula SUCCESS dari Anthony Robbins ini pada hakekatnya serupa dengan PDCA Management Framework (lihat Bagan 1 tentang PDCA Management Framework).

Selanjutnya Anthony Robbins menyatakan bahwa untuk menghemat waktu dan energi, maka gunakan model peran untuk mempercepat SUCCESS kita dengan cara: (1) menemukan seseorang yang TELAH SUCCESS seperti yang kita inginkan, (2) mencari tahu apa yang orang itu (model peran) sedang melakukan, dan (3) mengikuti dengan cara yang sama yang dilakukan oleh model peran itu, maka kita pun akan memperoleh hasil yang sama yaitu SUCCESS seperti orang itu.

Tulisan saya berikut ini akan berkaitan dengan SUCCESS Keuangan Menggunakan PDCA Management Framework yang akan disajikan dalam dua seri (bagian), yaitu: (1) berkaitan dengan penciptaan mindset (cara berpikir) yang BENAR tentang kebebasan atau kemandirian finansial, dan (2) menerapkan teknik-teknik dan strategi investasi untuk menciptakan pendapatan PASIF menuju kebebasan atau kemandirian finansial.

SUCCESS keuangan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah kebebasan atau kemadirian finansial (financial freedom or financial independence). Sebelum membahas lebih jauh tentang kebebasan finansial, maka perlu dikemukakan definisi tentang apa itu kebebasan finansial?

Kebebasan atau kemandirian finansial (financial freedom) pada umumnya digunakan untuk menggambarkan keadaan yang berkaitan dengan kekayaan pribadi yang cukup untuk hidup, tanpa harus bekerja secara aktif untuk memenuhi kebutuhan dasar. Bagi orang-orang yang independen (bebas) secara finansial, aset produktif mereka menghasilkan pendapatan yang lebih besar dari pengeluaran mereka.

Kebebasan finansial BUKAN sekedar memiliki uang. TETAPI kebebasan finansial berkaitan dengan kebebasan untuk menjadi siapa diri kita sesungguhnya dan melakukan hal-hal atau aktivitas yang benar-benar kita inginkan (secara SUKARELA) dalam hidup kita TANPA tergantung pada orang lain dan/atau lingkungan kita.

Jelas di sini uang HANYA sebagai alat (BUKAN TUJUAN) untuk membantu kita mencapai Visi, Misi, Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip, sehingga SUCCESS Keuangan BUKAN sekedar memiliki banyak uang TETAPI apakah kebebasan atau kemandirian finansial itu akan MAMPU merealisasikan Visi, Misi, Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip kita yang disebut sebagai Kompas Kehidupan (True North) itu.

Jika kita memperhatikan definisi dari kemadirian (kebebasan) finansial ini, maka diketahui bahwa 100% upaya untuk mencapai kebebasan finansial akan tergantung pada diri kita sendiri BUKAN tergantung pada orang lain atau lingkungan sekitar kita.

Dalam Bagan 2 terlihat bahwa kebebasan atau kemandirian finansial (Financial Independence = FI) memungkinkan kita mencapai hirarki tertinggi untuk merealisasikan visi, misi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip kita sendiri (lihat juga Bagan 3) tentang Hirarki tertinggi kebutuhan yang baru dari Maslow, yaitu: Transcendence (membantu orang lain untuk mencapai aktualisasi diri mereka).

 

MENGHILANGKAN HAMBATAN MENTAL TENTANG KEMANDIRIAN FINANSIAL

Anthony Robbins, memberikan beberapa tips berkaitan dengan keuangan (finansial).

Dalam tulisan ini, uang BUKAN apa-apa (UANG TIDAK BERARTI APA-APA) KECUALI uang hanya dipergunakan sebagai alat untuk mengukur pertukaran nilai (value) di antara orang-orang. Ada tujuh alasan mengapa banyak orang TIDAK mencapai SUCCESS Keuangan (Anthony Robbins):

  1. Mereka mengaitkan hal-hal NEGATIF berkaitan dengan upaya untuk mencapai kebebasan atau kemandirian finansial sehingga seolah-olah menjadi KAYA akan berdampak (memberikan pengaruh) NEGATIF.
  2. Mereka TIDAK PERNAH menciptakan keberlimpahan dalam uang sebagai suatu keharusan yang MUTLAK.
  3. Mereka TIDAK PERNAH membangun atau mengembangkan suatu STRATEGI efektif untuk membangun kesejahteraan dalam uang (kekayaan).
  4. Mereka GAGAL mengikuti secara konsisten RENCANA Keuangan (Financial PLAN) mereka.
  5. Mereka terlalu bergantung pada “ahli-ahli” keuangan untuk menentukan tindakan dan keputusan mereka.
  6. Mereka menjadi CEPAT PUAS secara finansial dengan kondisi yang ada sekarang.
  7. Mereka mengijinkan terjadi KRISIS keuangan dalam kehidupan keuangan mereka.

Jika kita ingin membebaskan atau memandirikan kondisi finansial kita, maka ke-7 “hambatan mental” itu HARUS dihilangkan terlebih dahulu dari pikiran atau mindset kita.

Selanjutnya Antony Robbins menganjurkan agar kita mengembangkan tiga STRATEGI berikut:

  1. Menarik uang ke dalam kehidupan kita.
  2. Mengelola keuangan kita.
  3. Menyumbangkan sebagian uang kita kepada orang lain agar memberikan kita kegembiraan yang dahsyat (tremendous joy).

Saya akan membagi dua kelompok orang berdasarkan kebebasan (kemandirian) finansial (Financial Freedom or Independence), yaitu: (1) Financial Dependence (FD) sebagai orang-orang yang MASIH tergantung pada Finansial, dan (2) Financial Independence (FI) sebagai orang-orang yang TIDAK tergantung lagi pada Finansial (Bebas Finansial).

Robert Kiyosaki mengidentifikasi bahwa terdapat cara berpikir yang SANGAT berbeda secara SIGNIFIKAN antara FD dan FI, yaitu:

  1. Cara Berpikir tentang Tabungan (Saving):
    FD (Financial Dependence) meletakkan uangnya paling banyak di tabungan bank yang aman risikonya, karena tersimpan di gedung-gedung yang besar dan aman di mana banyak orang meletakkan uangnya (lebih dari 95% populasi FD). Sedangkan FI (Financial Independence) meletakkan uangnya paling banyak di tempat-tempat yang tidak banyak diketahui orang lain, tempat yang mempunyai risiko tinggi (menurut FD), yaitu tempat berinvestasi (kurang dari 5% populasi FI).
  2. Cara Berpikir tentang Pendapatan (Income) dan Pengeluaran (Spending):
    FD (Financial Dependence) lebih cenderung untuk mengecilkan pendapatan, sedangkan FI (Financial Independence) lebih cenderung untuk memperbesar pendapatan. FD (Financial Dependence) melihat dari sudut pandang berapa besar pendapatannya, kemudian menekan atau mengurangi pengeluarannya agar ada tabungan (saving). Sedangkan FI (Financial Independence) melihat dari sudut pandang berapa besar pengeluaran yang dibutuhkannya, kemudian berupaya memperbesar pendapatannya.
  3. Cara Berpikir tentang Bagaimana Bekerja Sama dengan Uang:
    FD (Financial Dependence) bekerja keras demi uang, sedangkan FI (Financial Independence) berusaha keras membuat uang bekerja untuk mereka dengan menempatkan uang pada instrumen-instrumen bisnis dan investasi yang menghasilkan hasil tinggi (high yield) untuk mereka. Konsekuensinya memang FD (Financial Dependence) akan bertambah uangnya, TETAPI waktu aktifnya juga bertambah banyak sehingga mereka merasa kekurangan waktu setiap hari. Sedangkan FI (Financial Independence) juga bertambah uangnya melalui pendapatan PASIF (hasil tinggi dari instrumen bisnis seperti saham dan investasi) TETAPI waktunya juga makin bertambah luang sehingga menjadi lebih santai dan mereka merasa kelebihan waktu setiap hari.
  4. Cara Berpikir tentang Uang Tambahan (Bonus, Tunjangan Hari Raya, dll):
    Ketika mendapatkan uang tambahan seperti Bonus, Tunjangan Hari Raya, dll, maka FD (Financial Dependence) akan langsung menggunakannya untuk membeli barang-barang konsumtif dan/atau berwisata ke luar negeri, dll, karena menganggapnya sebagai rezeki tambahan yang HARUS dihabiskan. Sedangkan FI (Financial Independence) akan menempatkan uang tersebut pada investasi tertentu dan/atau mempercepat pelunasan kredit atas asset-aset PRODUKTIF mereka di bank, kemudian hasil tinggi dari asset-aset PRODUKTIF yang dimiliki itu yang disebut sebagai PENDAPATAN PASIF (PASSIVE INCOME) yang akan dipergunakan untuk membeli barang-barang konsumptif secukupnya saja dan/atau berwisata ke luar negeri, dll.

Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari perbedaan cara berpikir tentang uang di atas, adalah:

  1. FD (Financial Dependence) melakukan aktivitas pembelian dan/atau pengeluaran menggunakan PENDAPATAN AKTIF (ACTIVE INCOME), sedangkan FI (Financial Independence) melakukan aktivitas pembelian dan/atau pengeluaran menggunakan PENDAPATAN PASIF (PASSIVE INCOME).
  2. FD (Financial Dependence) mengumpulkan liabilitas (hutang) melalui berbagai macam aktivitas kredit (KPR = Kredit Pemilikan Rumah, KPA = Kredit Pemilikan Apartemen, KPM = Kredit Pemilikan Mobil, dll). Sedangkan FI (Financial Independence) mengumpulkan atau menambah asset-aset PRODUKTIF.
  3. Meskipun FI (Financial Independence) juga berhutang untuk aset-aset PRODUKTIF, tetapi hutang ini disebut sebagai HUTANG BAIK. Sedangkan FD (Financial Dependence) karena berhutang pada aset-aset NON PRODUKTIF, maka disebut sebagai HUTANG BURUK.
  4. FD (Financial Dependence) mengejar “KENIKMATAN KEPEMILIKAN UANG” di masa muda, sedangkan FI (Financial Independence) menunda “PENGGUNAAN UANG” di masa muda agar memperoleh “KENIKMATAN PENGGUNAAN UANG” di masa tua (setelah PENSIUN).

 

MEMASUKKAN PERNYATAAN POSITIF KE DALAM PIKIRAN BAWAH SADAR

Saya pribadi selalu memasukkan pernyataan-pernyataan POSITIF ke dalam pikiran agar tertanam dalam pikiran bawah sadar. Beberapa pernyataan berikut TELAH dimasukkan ke dalam pikiran bawah sadar sejak 30-an tahun yang lalu, meskipun keadaan sesungguhnya ketika itu MASIH mengalami kesulitan finansial.

  • Saya memperoleh uang yang berlimpah.
  • Saya memperoleh uang dengan cepat dan mudah untuk membayar hutang/tagihan.
  • Saya selalu kelebihan uang.
  • Saya selalu memiliki uang untuk membeli keperluan yang diinginkan.
  • Saya selalu memiliki arus pemasukan uang yang lancar dari berbagai sumber baik yang diketahui maupun tidak diketahui.
  • Saya memiliki penghasilan yang selalu meningkat dari berbagai sumber pemasukan uang baik yang diketahui maupun tidak diketahui.
  • Saya mudah memperoleh uang, karena uang yang selalu mengejar dan mencari saya.
  • Puji dan Syukur kepada Tuhan, karena berkat kemurahan Tuhan, saya telah memperoleh kebebasan atau kemandirian finansial.
  • Silakan menambahkan pernyataan-pernyataan POSITIF lain ke dalam pikiran untuk membentuk mindset yang BENAR tentang kebebasan atau kemandirian finansial. (Bersambung).

Tks. Salam SUCCESS.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php