2014

Home » Blog » 2014 » Pengalaman Pribadi VG ketika Masih Menjadi Seorang Ateis dalam Menghadapi Masalah Kehidupan

01-09-14b

Pengalaman Pribadi VG ketika Masih Menjadi Seorang Ateis dalam Menghadapi Masalah Kehidupan



  • Bahasa Indonesia
  • English

Masalah kehidupan selalu ada selama manusia hidup di dunia dan berlaku untuk semua orang, baik mereka yang percaya maupun tidak percaya kepada Tuhan (ATEIS). Dalam bagan kereta terlampir digambarkan bahwa Lokomotif MASALAH selalu berjalan sepanjang waktu. Pada waktu tertentu kereta akan memasuki terowongan gelap yang panjang (masalah besar yang lama terjadi), atau terowongan pendek (masalah kecil yang hanya sebentar terjadi), dan jalan-jalan rel kereta api dengan berbagai situasi dan kondisi.

Jika MASALAH terjadi, semua manusia baik yang percaya maupun tidak percaya kepada Tuhan HARUS berusaha untuk melakukan SOLUSI MASALAH. Perbedaan terjadi apabila SOLUSI MASALAH itu TIDAK MEMUASKAN atau MASALAH TIDAK DAPAT diselesaikan sama sekali.

Seorang ATEIS atau yang kurang percaya kepada TUHAN selalu mengandalkan EGO (Exclude God Out), sehingga segala bentuk ke-GAGAL-an PASTI akan disikapi dengan berbagai perasaan, mulai dari mengeluh, membenci orang lain, menyalahkan orang lain dan lingkungan, tidak memiliki gairah hidup, STRESS (S1), STROKE (S2), dan pada akhirnya STOP (S3) atau meninggal dunia. VG ketika masih menjadi ATEIS yang sangat mengandalkan EGO ketika STRESS (S1) selalu meminta isterinya yang seorang dokter untuk memberikan obat penenang, obat tidur, anti depresi, bahkan pernah berkonsultasi ke dokter ahli jiwa (psikiater). Setiap hari yang ada emosi, marah-marah kepada keluarga, dll yang berakibat BUKAN saja masalah tidak terselesaikan TETAPI menimbulkan masalah baru percecokan dengan keluarga, orang lain, dll. Pokoknya sikap seorang ATEIS yang mengandalkan EGO dalam solusi MASALAH menimbulkan berbagai perasaan NEGATIF, perilaku NEGATIF, dll yang bersumber dari CARA PANDANG MASALAH dari SISI NEGATIF.

Seorang yang ber-IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda) selalu bersikap POSITIF dalam menghadapi MASALAH KEHIDUPAN. Memang usaha-usaha nyata seperti G.I.G.I.H. (Gairah, IMAN–Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda, Gagasan/ide-ide kreatif, Ilmu solusi masalah, HATI–Harmonisasi Antara Tindakan dan IMAN) TETAP HARUS dilakukan. Namun Cara Pandang dan Sikap di dalam menghadapi MASALAH KEHIDUPAN sekarang telah POSITIF, bahwa Tuhan (Allah) sedang menguji Kesetiaan dan KASIH (Kehendak Allah Selalu Isi Hati), sehingga sikap paling bijaksana adalah Ikhlas dalam konteks TAAT. Karena kita telah memiliki Tuhan yang MAMPU melakukan hal-hal yang aku TIDAK BISA dan kita telah mengijinkan TUHAN untuk membuktikan ke-ANDAL-an-Nya, maka kita bisa terus menjalani hari-hari dengan gembira dan BAHAGIA meskipun tetap dalam MASALAH yang diyakini PASTI akan diselesaikan TUHAN pada waktu yang TEPAT.

Ketika kita ber-IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda), maka Tuhan (Allah) akan terus-menerus melatih kita untuk meningkatkan kualitas IMAN melalui berbagai MASALAH KEHIDUPAN. Jika misalnya berkaitan dengan kekayaan (finansial) ujian itu dapat dimulai dari kehilangan/kebangkrutan dengan nilai beberapa juta rupiah, meningkat menjadi beberapa ratus juta rupiah, terus meningkat menjadi beberapa milyar rupiah, puluhan milyar rupiah, ratusan milyar rupiah, dstnya. TETAPI kita HARUS YAKIN bahwa kehilangan/kebangkrutan itu akan diganti TUHAN dengan berkali-kali lipat pada waktu yang ditentukan TUHAN.

Rahasia TUHAN yang dialami VG adalah ketika kita masih MENGELUH maka TUHAN akan memperpanjang waktu atau menambah beban MASALAH sampai suatu ketika baru TUHAN akan bertindak setelah kita 100% IKHLAS. TUHAN itu KONSISTEN dengan JANJI dan menuntut KOMITMEN kita, sehingga apabila kita telah MEYAKINI bahwa: “Lebih baik berlindung pada TUHAN daripada percaya kepada manusia” (Mazmur 118:8), maka HAL ini HARUS KONSISTEN diterapkan oleh kita!

Ujian dari TUHAN melalui MASALAH selalu berkaitan dengan ke-SETIA-an dan KASIH (Kehendak Allah Selalu Isi Hati), karena hukum utama yang diajarkan oleh Yesus adalah:

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akalbudimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu, ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi”

Matius 22:37-40

Banyak manusia yang mengaku percaya kepada TUHAN sering GAGAL dalam menghadapi ujian ke-SETIA-an dan KASIH (Kehendak Allah Selalu Isi Hati) ini.

Demikian pengalaman pribadi VG ketika menghadapi MASALAH baik pada saat masih ATEIS maupun sekarang terus-menerus meningkatkan kualitas ke-IMAN-an dengan ke-SIAP-an menghadapi MASALAH kehidupan yang secara terus-menerus akan meningkat. Ibarat seorang anak PAUD (TK) pasti masalahnya lebih ringan daripada anak SD, SMP, SMU, S1, S2, dan S3.

Salam SUCCESS bersama TUHAN.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php