2014

Home » Blog » 2014 » Kolom Pencatatan Hasil Pelemparan Koin GAGAL vs. SUCCESS.

05-09-14b

Kolom Pencatatan Hasil Pelemparan Koin GAGAL vs. SUCCESS.



  • Bahasa Indonesia
  • English

Tulisan Berseri (Seri 1): Pembuktian secara Logika bahwa Takut Gagal Hanya sebuah Ilusi.

Banyak orang GAGAL takut memulai sesuatu karena TAKUT GAGAL. Dari cara berpikir sistem ini merupakan kesalahan berpikir, karena GAGAL atau SUCCESS adalah output dari suatu proses setelah suatu ACTION dilakukan. Sedangkan TAKUT GAGAL hanya perasaan dalam pikiran yang menyebabkan ACTION TIDAK dilakukan, sehingga tidak ada HASIL (apakah HASIL GAGAL: Tidak Mencapai Target atau HASIL SUCCESS: Mencapai atau melebihi Target).

Cara menghilangkan perasaan TAKUT GAGAL adalah tunjukkan atau buktikan langsung melalui pelemparan sekeping koin mata uang yang bertuliskan SUCCESS vs. GAGAL. Kemudian hasil pelemparan dicatat pada kolom terlampir yang berjumlah 100 kolom. Siapkan HADIAH bombastis, misalnya: Anda (TAKUT GAGAL) akan memperoleh uang Rp. 10.000.000 atau sebuah motor baru bertuliskan HADIAH UNTUK PEMENANG YANG BERPIKIRAN “TAKUT GAGAL”, apabila 100 kolom itu (semua kolom) tercatat GAGAL (0 kali pelemparan koin SUCCESS yang muncul) dari pelemparan 100 kali koin SUCCESS vs. GAGAL itu.

Itu hal yang MUSTAHIL bahwa dari 100 kali pelemparan koin akan muncul 100 kali sisi GAGAL!

Secara teori probabilitas (Statistika), jika kedua sisi koin itu seimbang, maka akan muncul sisi GAGAL = sisi SUCCESS, sehingga akan ada sekitar 50 kali GAGAL dan 50 kali SUCCESS dari 100 kali pelemparan koin. Dalam notasi peluang ditulis: P(SUCCESS) = P (GAGAL) = 0,5. Artinya secara alamiah, apabila suatu tindakan diserahkan pada keadaan alam, maka probabilitas untuk terjadi GAGAL dan SUCCESS sama yaitu 50% (disebut fifty-fifty).

Ini pembuktian 1 bahwa TAKUT GAGAL hanya sebuah ILUSI. Saya akan lanjutkan pada pembuktian ke-2, dstnya.


Tulisan Berseri (Seri 2): Pembuktian secara Logika untuk Meruntuhkan Mental Takut Gagal bahwa Kita Bisa Merencanakan Success.

Dalam tulisan pertama telah ditunjukkan bahwa jika segala sesuatu dibiarkan berjalan secara alamiah (natural) TANPA intervensi manusia, maka probabilitas SUCCESS akan sama dengan probabilitas GAGAL yaitu 50%. Tentu saja sebagai orang yang memiliki keterampilan dari hasil pembelajaran manajemen, kita bisa mempengaruhi agar sistem itu bisa dikendalikan oleh kita. Dalam konteks SUCCESS vs. GAGAL, maka kita bisa merencanakan agar probabilitas SUCCESS menjadi meningkat mendekati 100%. Bagaimana caranya? Ikuti pembuktian ke-2 untuk meruntuhkan perasaan TAKUT GAGAL.

Dalam manajemen berlaku jika kita GAGAL dalam perencanaan, maka kita sedang merencanakan GAGAL. Jadi kita harus merencanakan secara cermat agar SUCCESS. Output dari suatu perencanaan adalah Rencana AKSI (Action Plan) yang biasanya menggunakan pendekatan 5W-2H (What, Why, When, Where, Who, How, and How Much). Saya akan menjelaskan ilustrasi kasus nyata (bukan lagi tentang pelemparan koin SUCCESS vs. GAGAL).

Sebagai seorang Entrepreneur (Wira Usaha) yang melihat segala sesuatu dari sudut pandang OPPORTUNITY, maka saya melihat ada idle resources dari sebuah perusahaan berupa dana yang tidak terpakai atau tidak produktif karena HANYA disimpan di bank dengan tingkat bunga sekitar 8% per tahun (belum dipotong pajak 20%).

Dalam proses kewirausahaan, OPPORTUNITY HARUS mencari Resources melalui komunikasi yang meyakinkan kepada pemilik RESOURCES bahwa penggunaan Resources itu akan menghasilkan manfaat yang SIGNIFIKAN.

Saya menawarkan konsultasi secara GRATIS (tidak dibayar alias Rp. 0) untuk membuktikan proses kewirausahaan akan berlaku nyata BUKAN sekedar TEORI belaka. Ketika pertama kali menawarkan OPPORTUNITY untuk berinvestasi dalam bidang PROPERTY, semua pihak mulai dari Presiden Direktur sampai manajer-manajer TAKUT GAGAL, apalagi menyangkut uang bermilyar rupiah. Saya memberikan contoh pelemparan koin dalam pembuktian pertama di atas untuk meruntuhkan perasaan TAKUT GAGAL. Setelah logika pembuktian pertama berhasil meruntuhkan perasaan TAKUT GAGAL, maka strategi kedua adalah menerapkan keterampilan 5W-2H yang saya sebut rahasia BERANI GAGAL 5W-2H seperti bagan terlampir.

Saya mulai menyusun komunikasi 5W-2H secara bertahap sebagai berikut.

  • What (Apa)? Investasi Property (Memindahkan sejumlah uang dari bank ke bisnis property).
  • Why (Mengapa)? Agar meningkatkan ROI (Return on Investment) dari bank yang hanya 8% per tahun (sebelum dipotong pajak 20%) menjadi minimum 25% per tahun.

    Catatan: Target 25% per tahun.

  • When (Kapan)? Mulai November 2013.
  • Where (Di mana)? Di Puncak, Ciloto, karena berdasarkan survei pasar pada semua developer Kondotel, maka terpilih SAHID EMINENCE yang termurah harganya, lokasinya strategik dan bagus, ijin-ijin lengkap, manajemen profesional, dan pemilik TAKUT kepada Tuhan (Allah).
  • Who (Siapa)? VG yang menjadi Team Leader dan bertanggung jawab 100% untuk mencapai target SUCCESS.
  • How (Bagaimana)? Tinggal mengikuti prosedur pembelian property (Kondotel = Kondominium Hotel).
  • How Much (Berapa)? Cost and Benefit: Cost yang harus dikeluarkan adalah 37 unit x Rp. 850.000.000/unit = Rp. 31.450.000.000. Jika target tercapai (ROI = 25% per tahun), maka pada akhir 2016 (3 tahun sejak November 2016 akan menghasilkan ROI = 3 x 25% = 75%). Sehingga total pengembalian = Rp. 31.450.000.000 x 1,75 = Rp. 55.037.500.000. Jika menyimpan uang di bank, maka total pengembalian = Rp. 31.450.000.000 + Pokok x 3 thn x 8%/tahun x 80% (dipotong pajak 20%) = Rp. 31.450.500.000 + Rp. 6.038.400.000 = Rp. 37.488.400.000.

Keputusan sesuai Rencana Aksi 5W-2H, karena nilai investasi property akan menghasilkan total pengembalian = Rp. 55.037.500.000 > Rp. 37.488.400.000 (simpan uang di bank), maka AKSI membeli property HARUS dilakukan.

Terjadilah eksekusi Rencana Aksi 5W-2H di atas. TETAPI agar menambah keyakinan pihak pemilik modal, maka VG menjamin semua aset di hadapan NOTARIS dengan jaminan jika sampai akhir 2016 tidak memperoleh keuntungan di atas 75%, maka VG akan menambahkan kekurangan tersebut. Tetapi apabila di atas 75% dalam masa 3 tahun, maka keuntungan HARUS dibagi kepada VG 49% dan pemilik modal 51% dari selisih di atas nilai ROI 75% itu.

CATATAN: itulah keberanian seorang Entrepreneur, TIDAK DIGAJI, MASIH BERANI GAGAL dengan menjaminkan asetnya.

Apa yang terjadi kemudian?

Per September 2014, pekerjaan konstruksi di mulai, dan property telah terjual 80%. Harga per September 2014 ini telah mencapai Rp. 1.350.000.000 per unit. Berarti nilai aset per September 2014 telah menjadi: 37 unit x Rp. 1.350.000.000 = Rp. 49.950.000.000. Prediksi VG pada akhir tahun 2016 di mana semua unit telah terbangun dengan fasilitas kondotel bintang lima, maka harga per unit akan menjadi: Rp. 2,5 M per unit. Sehingga perhitungan manfaat ekonomis akan menjadi:

  • Total pengembalian berdasarkan jaminan VG (ROI 75% dalam 3 tahun) sampai akhir 2016 = Rp. 55.037.500.000
  • Total pengembalian berdasarkan prediksi VG di akhir tahun 2016 = 37 unit x Rp. 2,5M/unit = Rp. 92.500.000.000
  • Selisih keuntungan di atas ROI 75% = Rp. 92.500.000.000 – Rp. 55.037.500.000 = Rp. 37.462.500.000.
  • Proporsi pemilik modal memperoleh tambahan keuntungan 51% (Sedikit lebih tinggi dari VG) = Rp. 37.462.500.000 x 51% = Rp. 19.105.875.000.
  • Proporsi VG atas mental BERANI GAGAL (Menggunakan Modal Orang Lain) = Rp. 37.462.500.000 x 49% = Rp. 18.356.625.000

Jika asumsi semua di atas bisa berlaku (tentu saja atas restu dari Tuhan), maka VG TIDAK PERLU KORUPSI akan memperoleh minimum Rp. 18M dalam masa tiga tahun (36 bulan) atau rata-rata PASSIVE INCOME per bulan = Rp. 18.356.625.000 / 36 = Rp. 509,906,250 per bulan. Bandingkan dengan gaji seorang Presiden Direktur perusahaan (TANPA KORUPSI) yang berkisar Rp. 250 juta/bulan dan HARUS bekerja di bawah tekanan target-target perusahaan, kemacetan lalu lintas, intervensi pemegang saham, dll.

Pembuktian di atas menunjukkan bahwa profesi Entrepreneur TIDAK HARUS membutuhkan modal uang, karena banyak PEMODAL membutuhkan Entrepreneur yang BERANI GAGAL (Berani Menghadapi Risiko Tinggi) dengan POSITIVE ATTITUDE yang selalu mencari OPPORTUNITY untuk menguntungkan orang lain (mitra/partner kerja).

Tulisan berikut tentang pembuktian bahwa mental TAKUT GAGAL HANYA ILUSI adalah SIAP MENGHADAPI MASALAH dengan senjata PROBLEM SOLVING.


Tulisan Berseri (Seri 3 – Habis): Siap Menghadapi Masalah, Jika Terjadi Kegagalan.

Adalah lebih baik GAGAL meskipun telah melaksanakan Rencana AKSI 5W-2H secara cermat dan hati-hati daripada TAKUT GAGAL sehingga TIDAK melakukan apa-apa. Jika terjadi GAGAL dalam pengertian bahwa TARGET tidak tercapai, maka rencana SOLUSI MASALAH harus dilakukan. Manfaat yang diterima meskipun GAGAL adalah pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan PROBLEM SOLVING, sehingga TETAP mempertahankan bahkan meningkatkan mental BERANI GAGAL terus-menerus menggunakan Rencana AKSI 5W-2H.

Jika seandainya pada akhir tahun 2016, skenario dalam Rencana AKSI (5W-2H) untuk kasus investasi property di atas tidak sesuai target dan terjadi ke-GAGAL-an, katakanlah harga property per unit hanya bertahan di angka Rp. 1.350.000.000 (meskipun secara teori probabilitas berkemungkinan sangat kecil), maka sesuai kesepakatan VG akan mengalami kerugian sebagai berikut:

  • Total pengembalian berdasarkan jaminan VG (ROI 75% dalam 3 tahun) sampai akhir 2016 = Rp. 55.037.500.000 (TARGET)
  • Nilai AKTUAL (Realisasi) HANYA: 37 unit x Rp. 1.350.000.000 = Rp. 49.950.000.000
  • SELISIH (GAP) = MASALAH: VG HARUS menanggung kerugian sebesar Rp. 55.037.500.000 (TARGET) – Rp. 49.950.000.000 (AKTUAL) = Rp. 5.087.500.000 (SELISIH = GAP antara TARGET – AKTUAL).
  •  
  • Jika memang masalah terjadi atas IJIN TUHAN, maka kita HARUS SIAP menyelesaikan masalah itu. Mungkin pertama kali melakukan RENEGOSIASI, karena FAKTA si pemilik MODAL telah untung jika dibandingkan HANYA menginvestasikan uang di Bank. Jika menyimpan uang di bank, maka total pengembalian = Rp. 31.450.000.000 + Pokok x 3 thn x 8%/tahun x 80% (dipotong pajak 20%) = Rp. 31.450.500.000 + Rp. 6.038.400.000 = Rp. 37.488.400.000, sedangkan melalui investasi property telah mencapai Rp. 49.950.000.000 (harga property tidak meningkat sehingga pada akhir tahun 2016 sama dengan September 2014), berarti ada keuntungan: Rp. 49.950.000.000 – Rp. 37.488.400.000 = Rp. 12.461.600.000.
  •  
  • Jika pemilik MODAL tidak mau bernegosiasi dan HARUS memberlakukan perjanjian kontrak di hadapan NOTARIS, maka kita HARUS SIAP kehilangan aset senilai Rp. 5.087.500.000, JANGAN INGKAR JANJI (Wanprestasi), karena NAMA BAIK lebih berharga daripada uang berapapun.

CATATAN: UANG (Usaha Agar Nama Gemilang) jauh lebih penting daripada rupiah berapapun nilainya.

Pembelajaran yang diperoleh adalah melakukan analisis mengapa GAGAL? menggunakan akronim GAGAL berikut:

  • G = Gairah/Semangat Hidup
  • A = Alasan mengapa Gagal?
  • G = Gagasan/Ide perbaikan (solusi masalah)
  • A = Aplikasi Gagasan/Ide solusi masalah
  • L = Lanjutkan kehidupan ber-KKN (Kesetiaan, KASIH-Kehendak Allah Selalu Isi Hati, Nyata: G.I.G.I.H.: Gairah, IMAN-Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda, Gagasan/ide kreatif, Ilmu solusi masalah, HATI-Harmonisasi Antara Tindakan dan IMAN) dengan Tuhan.

Selanjutnya jalani saja kehidupan secara NORMAL dan tetap ber-IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda) untuk menuju SUCCESS lain yang lebih besar di masa mendatang. TIDAK PERLU masuk dan belajar pada sekolah kehidupan sehingga lulus Summa Cumlaude S1 (Stress), S2 (Stroke), dan Stop (S3: Meninggal Dunia).

Secara diagram SOLUSI MASALAH ditunjukkan dalam Bagan terlampir.


Jika tulisan 1, 2, dan 3 di atas diterapkan secara KONSISTEN maka akan memberikan efek berantai seperti bola salju yang akan menghilangkan mental TAKUT GAGAL, sehingga menghambat upaya-upaya menuju SUCCESS seperti Bagan terlampir.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php