2014

Home » Blog » 2014 » Human Sigma: Menciptakan Manusia Unggul

10-09-14

Human Sigma: Menciptakan Manusia Unggul



  • Bahasa Indonesia
  • English

Oleh: Vincent Gaspersz
Lean Six Sigma Master Black Belt

Proses atau sistem hanya akan UNGGUL apabila manusia yang berada di dalamnya juga UNGGUL, dengan kata lain keunggulan suatu proses atau sistem hanya akan tergantung pada manusia yang mengelola atau menggunakan sistem itu. Hal ini merupakan ide dibalik Human Sigma, cabang ilmu baru dari Six Sigma yang memfokuskan pada peningkatan kualitas dari pertemuan karyawan-pelanggan (employee-customer encounter), terutama di dalam fungsi penjualan dan pelayanan dari organisasi-organisasi jasa, baik bisnis maupun pemerintahan.

Human Sigma diperkenalkan oleh John H. Fleming dan Jim Asplund, pengarang dari buku: Human Sigma: Managing the Employee-Customer Relationship (Gallup Press, 2007). Fleming dan Asplund berargumentasi bahwa pendekatan tradisional Six Sigma hanya berhasil mengendalikan proses-proses dan sistem-sistem produksi, terutama dalam lingkungan manufacturing, dan hal ini tidak sesuai untuk sistem manusia yang memainkan peranan penting dan lebih besar dalam peningkatan kinerja organisasi.

Six Sigma dan Human Sigma dapat saling berinteraksi dan dikombinasikan sedemikian rupa untuk memberikan pengaruh pada kepemimpinan, kreatifitas, dan pembentukan tim-tim peningkatan kinerja menuju keunggulan (zero defect orientation). Manusia Unggul (Human Sigma) ini apabila dikaitkan dengan karakter kewirausahaan akan memberikan HASIL luar biasa bagi peningkatan kesejahteraan manusia dan lingkungan.

Pendekatan manajemen Human Sigma mempertimbangkan kontribusi talenta berkualitas dalam menggunakan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) untuk mengelola dan memotivasi manusia sebagai pelayan atau karyawan, mempercepat pengembangan karier dan kinerja, juga melibatkan emosi atau perasaan pelanggan yang menggunakan pelayanan yang diberikan. Prinsip Human Sigma bahwa pelanggan yang puas secara emosional akan berkontribusi lebih besar pada peningkatan bottom line organisasi bisnis (keuntungan, pangsa pasar, dll) perusahaan dibandingkan pelanggan yang puas secara rasional. Sehingga kunci dari Human Sigma adalah memperkuat interaksi karyawan/pelayan dengan pelanggan.

Integrasi Six Sigma dengan Human Sigma ditunjukkan dalam Bagan terlampir.

Dari Bagan terlampir tampak bahwa Six Sigma dengan Human Sigma diintegrasikan melalui: kepemimpinan, kreatifitas, dan pembentukan tim-tim peningkatan kinerja terus-menerus menuju keunggulan (zero defect orientation).

  • Kepemimpinan– kekuatan untuk mengumpulkan sumber daya yang tepat, membuat keputusan yang benar atau bekerja ekstra ketika situasi menuntut itu.
  • Kreatifitas – sarana untuk berpikir di luar kotak, namun masih beroperasi secara efektif dalam kerangka organisasi.
  • Pembentukan tim-tim peningkatan keunggulan kinerja- kemampuan untuk memahami bahwa hasil yang sukses sering membutuhkan bekerja sama dengan sesama karyawan dan dengan pelanggan.

Pengukuran Human Sigma

Human Sigma menggunakan pengukuran berbentuk indeks skor berskala 5 terhadap sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan kepada karyawan/pelayan dan pelanggan. Skor untuk karyawan, sebagai berikut:

  • 1 = sangat tidak setuju
  • 2 = tidak setuju
  • 3 = netral
  • 4 = setuju
  • 5 = sangat setuju

Daftar pernyataan untuk mengukur keterlibatan karyawan/pelayan adalah sebagai berikut:

  1. Saya mengetahui apa yang diharapkan dari saya ketika bekerja.
  2. Saya memiliki material dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang benar.
  3. Ketika berada di tempat kerja, saya mempunyai kesempatan melakukan hal-hal terbaik setiap hari.
  4. Dalam tujuh hari yang lalu, saya telah menerima penghargaan untuk pekerjaan terbaik saya.
  5. Supervisor saya, atau orang lain di tempat kerja, peduli kepada saya secara pribadi.
  6. Orang lain di tempat kerja mendukung pengembangan saya.
  7. Pendapat saya diperhitungkan atau dipertimbangkan di tempat kerja.
  8. Misi perusahaan membuat saya merasa bahwa pekerjaan saya adalah penting.
  9. Rekan kerja saya atau pengikut saya berkomitmen untuk melaksanakan pekerjaan berkualitas.
  10. Saya mempunyai teman terbaik di tempat kerja.
  11. Dalam enam bulan terakhir, seseorang di tempat kerja telah berbicara dengan saya tentang kemajuan saya.
  12. Dalam tahun lalu, saya telah memiliki kesempatan untuk belajar dan bertumbuh.

Skor untuk pengukuran keterlibatan pelanggan, adalah sebagai berikut:

  • 1 = sangat tidak puas/sangat tidak ingin (sangat rendah)
  • 2 = tidak puas/tidak ingin (rendah)
  • 3 = netral
  • 4 = puas/ingin (tinggi)
  • 5 = sangat puas/sangat ingin (sangat tinggi)

Daftar pertanyaan untuk mengukur keterlibatan pelanggan adalah sebagai berikut.

  1. Secara keseluruhan, bagaimana tingkat kepuasan anda terhadap produk dan pelayanan kami?
  2. Apakah Anda ingin melanjutkan memilih produk dan pelayanan kami?
  3. Apakah Anda ingin merekomendasikan produk dan pelayanan kami kepada orang lain?
  4. Bagaimana tingkat kepercayaan Anda kepada produk dan pelayanan kami?
  5. Bagaimana ketepatan waktu penyerahan produk dan pelayanan kami?
  6. Bagaimana perlakuan adil yang diberikan oleh karyawan perusahaan kepada Anda?
  7. Bagaimana resolusi terhadap masalah dari karyawan kami kepada Anda?
  8. Bagaimana tingkat kebanggaan Anda terhadap produk dan pelayanan kami?
  9. Bagaimana rasa hormat yang diberikan oleh karyawan kami kepada Anda?
  10. Bagaimana Anda menilai keunggulan organisasi kami?
  11. Bagaimana daya ingat Anda dalam hal positif terhadap produk dan pelayanan kami?

Skor Human Sigma perusahaan dihitung melalui mengkonversikan rata-rata skor dari keterlibatan karyawan dan keterlibatan pelanggan.

Unit-unit bisnis atau organisasi yang memiliki skor Human Sigma untuk keterlibatan karyawan dan keterlibatan pelanggan, keduanya berada di atas skor median akan memiliki efektivitas finansial sekitar 3,4 kali dibandingkan unit-unit bisnis yang memiliki skor Human Sigma untuk keterlibatan karyawan dan keterlibatan pelanggan di bawah skor median, keduanya berada di bawah skor median. Unit-unit bisnis yang memiliki skor Human Sigma di atas median juga memiliki efektivitas finansial sekitar 2 kali daripada unit-unit bisnis yang memiliki salah satu skor Human Sigma keterlibatan karyawan berada di atas median namun skor Human Sigma untuk keterlibatan pelanggan berada di bawah skor median, atau sebaliknya.

Dengan demikian sangat jelas bahwa untuk menciptakan profitabilitas sangat tinggi bagi organisasi bisnis, dibutuhkan manusia-manusia Six Sigma yang diciptakan melalui pendekatan Human Sigma. Memasuki pasar bebas ASEAN (AFTA = Asean Free Trade Area), maka manusia-manusia Six Sigma yang pembentukan karakternya melalui pendekatan Human Sigma yang akan memenangkan persaingan yang hiperkompetitif itu.


Publikasi Human Sigma dalam Harvard Business Review.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CCgQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.nova.edu%2Fie%2Fice%2Fforms%2Fhuman_sigma.pdf&ei=g-0PVODQOIrkuQT0yYF4&usg=AFQjCNGGXgKme0f1xsrMFsxiJfa7ljxqSw&bvm=bv.74649129%2Cd.c2E

Salam SUCCESS.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php