2016

Home » Blog » 2016 » Menggunakan fasilitas helikopter perusahaan untuk sosialisasi manajemen sistem di Bandung

20-05-16

Menggunakan fasilitas helikopter perusahaan untuk sosialisasi manajemen sistem di Bandung



  • Bahasa Indonesia
  • English

Minggu depan ke Sulawesi Selatan. Maju Terus.


Berbeda dengan Statistical Tools yang telah banyak diketahui orang NAMUN Statistical Thinking masih belum diketahui banyak orang bahkan mungkin oleh seorang lulusan jurusan Statistika Terapan sekalipun. Seseorang yang memahami Statistical Thinking, maka ketika dia memperoleh data akan dilihat dahulu bagaimana variasi yang terjadi dalam proses itu BUKAN langsung memikirkan tentang apa Statistical Tools yang akan dipergunakan. Setelah memahami Variasi yang terjadi dalam proses melalui data yang dikumpulkan itu baru orang yang memahami Statistical Thinking itu mendesain model pengendalian proses agar proses itu stabil dan memiliki kapabilitas memenuhi ekspektasi pelanggan. Yang paling dibutuhkan oleh professional managers adalah Statistical Thinking BUKAN Statistical Tools.

Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem atau output akhir sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas pada output (produk dan/atau jasa) yang sama.

Pada dasarnya dikenal ada dua sumber atau penyebab timbulnya variasi, yaitu:

  1. Penyebab Khusus (Special Causes) adalah kejadian-kejadian di luar sistem yang mempengaruhi variasi dalam sistem. Penyebab khusus dapat bersumber dari faktor-faktor: manusia, peralatan, material, lingkungan, metode kerja, dll. Penyebab khusus ini dapat diidentifikasi/ditemukan, sebab mereka tidak selalu aktif dalam proses tetapi memiliki pengaruh yang lebih kuat pada proses sehingga menimbulkan variasi.
  2. Penyebab Umum (Common Causes) adalah faktor-faktor di dalam sistem atau yang melekat pada operasi yang menyebabkan timbulnya variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya. Penyebab umum sering disebut juga sebagai penyebab acak (random causes) atau penyebab sistem (system causes).

Model sistem pengendalian proses dalam industri apa saja yang sering dipergunakan oleh saya adalah seperti tampak dalam bagan terlampir.


Berdasarkan data yang dikeluarkan kementerian perhubungan RI, antara bulan Juli – Desember 2015 OTP (On Time Performance) dari Batik Air paling tinggi yaitu: 91,21%, kemudian NAM Air (90,61%) dan Garuda Indonesia (85,82%). Kesimpulan Batik Air dan Garuda Indonesia memang bersaing ketat dalam hal OTP, NAMUN harga tiket Batik Air lebih murah daripada Garuda Indonesia.
http://www.money.id/news/kemenhub-rilis-maskapai-paling-on-time-dan-delay-di-2015-160202j.html

Salam SUCCESS.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php