2016

Home » Blog » 2016 » Faktor-faktor Penunjang Kesuksesan Penyebarluasan Six Sigma (Lean Six Sigma) dalam Organisasi

Faktor-faktor Penunjang Kesuksesan Penyebarluasan Six Sigma (Lean Six Sigma) dalam Organisasi



  • Bahasa Indonesia
  • English

Hampir 85% – 90% implementasi Six Sigma (Lean Six Sigma) dalam organisasi baik di Indonesia maupun di dunia GAGAL, karena manajemen tidak memahami bahwa Six Sigma (Lean Six Sigma) adalah Sistem Manajemen BUKAN sekedar alat-alat statistika (statistical tools). Diagram terlampir menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi Six Sigma (Lean Six Sigma) HARUS mengikuti prinsip-prinsip implementasi Sistem Manajemen Modern yang berlandaskan pada: (1) Management Systems Approach, (2) Management Science Approach, dan (3) Contingency or Situational Approach.

Mengapa mereka yang menguasai Statistical Thinking akan lebih cepat memahami suatu ilmu pengetahuan dan teknologi baru? Karena pada umumnya, orang-orang yang memiliki keterampilan berpikir statistika (Statistical Thinking) secara otomatis juga akan berpikir sistem (Systems Thinking), dan apabila iptek itu akan diaplikasikan dalam suatu organisasi atau lingkungan tertentu, maka akan disesuaikan dengan tingkat kematangan organisasi itu (situational approach).

Demikian pula mengapa informasi yang disajikan dalam bentuk: Y = f (X), baca: Y sama dengan fungsi X, atau Y tergantung pada X; akan sangat memudahkan orang untuk memahaminya? Daripada menjelaskan dalam bentuk omong-omong secara teoritis semata (manajemen omong-omong)! Jika kita selalu berpikir bahwa Y adalah GOAL (Sasaran) sedangkan semua X (elemen-elemen sistem) atau faktor-faktor penentu tercapai sasaran (Goal), maka kita akan MAMPU mencapai sasaran (Goal) secara EFEKTIF dan EFISIEN. Bukankah pencapaian sasaran (Goal) itu sama dengan SUCCESS? Demikian pula dalam dunia nyata berlaku hukum sebab-akibat, Y sebagai Akibat (Effect) sedangkan X sebagai Penyebab-penyebab (Causes).

Diagram terlampir juga menunjukkan bahwa Six Sigma (Lean Six Sigma) BUKAN semata-mata hanya memahami Statistical Tools. Pemahaman Statistical Tools adalah syarat perlu TETAPI itu saja BELUM cukup. Syarat cukup untuk keberhasilan implementasi Six Sigma (Lean Six Sigma) yang dikemukakan dalam diagram terlampir jauh lebih PENTING daripada sekedar memahami atau menguasai Statistical Tools.

Berdasarkan hal di atas, maka apabila seorang guru/dosen yang berkompeten akan menjelaskan sesuatu hal atau topik, maka bisa dimulai dengan menetapkan sasaran (Goal), kemudian sasaran (Goal) dari pembahasan (topik bahasan) itu dianggap sebagai variabel Y. Selanjutnya guru/dosen boleh menjelaskan semua elemen sistem atau faktor-faktor yang terkait dalam pembahasan secara deskriptif teoritis (penjelasan semua sub-bahasan secara deskriptif), TETAPI pada akhir pembahasan dari topik itu ia HARUS mampu mendeskripsikan semua elemen sistem itu (atau semua sub-bahasan) menjadi variabel X, dan menyajikan dalam satu halaman sebagai: Y = f (X). Jika cara ini diterapkan, maka secara otomatis, semua siswa/mahasiswa akan berpikir sistem dan sekaligus berpikir statistika Y = f (X).

Jika tidak percaya metode pembelajaran seperti ini, yaitu menyajikan informasi dalam bentuk Y = f (X), maka silakan dipraktekan dan lihat hasilnya. Saya pribadi telah menggunakan metode belajar seperti ini sejak 1988 ketika mengikuti kuliah S3 (Doktor) Teknik Sistem dan Manajemen Industri di ITB dan memperoleh hasil yang sangat memuaskan karena mudah memahami semua mata kuliah yang diikuti dan lulus dengan IPK = 4,0 (sempurna), padahal ia BUKAN berlatar belakang pendidikan S1 dan S2 dalam bidang manajemen.

Salam SUCCESS.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php