2017

Home » Blog » 2017 » Mengapa Lulusan dari Pendidikan Tinggi Manajemen di Indonesia SULIT Berkompetisi di Pasar Tenaga Kerja Indonesia Maupun Global?

13-04-17

Mengapa Lulusan dari Pendidikan Tinggi Manajemen di Indonesia SULIT Berkompetisi di Pasar Tenaga Kerja Indonesia Maupun Global?



  • Bahasa Indonesia
  • English

Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt
American Society for Quality (www.asq.org) CMQ/OE, CQA, CSSBB, CQE, CQIA
American Production and Inventory Control Society (www.apics.org) CFPIM, CSCP
International Quality Federation (www.iqf.org) Six Sigma Master Black Belt
Registration Accreditation Board (www.exemplarglobal.org) Quality Management System Lead Specialist

 

Sebagai seorang PRAKTISI (PRAKtek TIdak Sulit) dalam bidang Manajemen Industri selama lebih dari 25 tahun (sejak lulus S3/Doktor Teknik Sistem dan Manajemen Industri ITB, 1991—IP = 4,0) saya mengamati bahwa lulusan program studi Teknik dan Manajemen Industri (S1 maupun S2) juga program studi Manajemen (S1 maupun S2) bukan saja yang baru lulus TETAPI yang telah memiliki pengalaman kerja SULIT memahami SISTEM Manajemen secara KOMPREHENSIF, sehingga apabila saya membutuhkan seorang asisten untuk membantu dalam implementasi Sistem Manajemen selalu mengalami kesulitan.

Banyak dari mereka TIDAK SIAP berpikir dalam kerangka Sistem Manajemen apalagi dalam mengelola Sistem Manajemen itu yang disebut Manajemen Sistem Manajemen atau disingkat Manajemen Sistem.

Setelah saya menelusuri dari kurikulum Pendidikan baik di S1 maupun S2, di samping karena mata kuliah yang diberikan tidak terintegrasi satu sama lain dalam kerangka SISTEM MANAJEMEN, juga karena isi kurikulum lebih banyak menekankan pada pembelajaran TOOLS (alat-alat) dalam manajemen saja. Alat-alat manajemen itu juga TIDAK dipelajari dalam kerangka SISTEM MANAJEMEN, sehingga seolah-olah HANYA belajar TOOLS secara terpisah saja. Pembelajaran semacam ini dalam Taxonomi BLOOM disebut sebagai Lower Order Thinking (Pemikiran Tingkat Rendah) Karena hanya akan memiliki ke-MAMPU-an sebagai TUKANG saja.

Ketika diamati, ternyata lulusan pendidikan tinggi manajemen yang TIDAK memiliki mindset untuk berpikir tentang SISTEM MANAJEMEN ini akan mengalami ke-SULIT-an untuk belajar lebih lanjut dalam dunia PRAKTEK dan akan SULIT juga menguji KOMPETENSI mereka secara internasional. Hal itu dapat dipahami, sehingga banyak lulusan pendidikan tinggi manajemen di Indonesia yang ketika berusaha menguji KOMPETENSI mereka melalui mengikuti ujian-ujian bersertifikasi dari lembaga-lembaga profesi internasional seperti APICS (www.apics.org) atau ASQ (www.asq.org) akan mengalami ke-SULIT-an untuk LULUS!

Saya mencoba membuat diagram berikut untuk memetakan dan membedakan secara hirarki mulai dari SISTEM MANAJEMEN pada level tertinggi, yang terdiri dari berbagai PROGRAM terintegrasi. Setiap PROGRAM terdiri lagi dari PROJECTS yang saling berintegrasi satu dengan yang lain. Sehingga kita dapat mengartikan bahwa PROGRAM sebagai kumpulan dari PROJECTS yang saling berintegrasi satu dengan yang lain untuk mencapai MANFAAT (GOAL) melalui pengelolaan (manajemen) yang terkoordinasi secara baik.

Jika kita HANYA belajar pada level peralatan (TOOLS), maka paling mungkin kita HANYA mampu mencapai PROJECT individual, karena ketika kita akan merangkai PROJECTS (lebih dari satu PROJECT) ke dalam INTEGRATED PROGRAMS sehingga membentuk SISTEM MANAJEMEN kita TELAH harus membutuhkan HIGHER ORDER THINKING (Pemikiran Tingkat Tinggi) versi Taxonomi BLOOM agar bisa menjadi seorang Management System Designer. Bukan sekedar menjadi tukang saja. Pekerjaan seorang manajer baik pada level supervisor, middle managers, senior managers, directors HARUS menjadi seorang “Desainer” BUKAN sekedar menjadi “Tukang Jahit” saja.

Dari bagan terlampir, maka kita dapat mempelajari manajemen secara KONSEPTUAL menggunakan PDCA (Plan-Do-Check-Act) approach secara universal sehingga PDCA itu dapat diterapkan untuk mengelola SISTEM MANAJEMEN, mengelola PROGRAM, dan/atau mengelola PROJECTS terintegrasi.

Berdasarkan bagan terlampir dapat didesain ulang kurikulum manajemen secara terintegrasi sehingga setiap mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi manajemen dapat terintegrasi satu dengan lain dalam kerangka SISTEM MANAJEMEN, bukan semata-mata pembelajaran MANAGEMENT TOOLS saja.

Salam SUCCESS

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php