2012

Home » Blog » 2012 » Tersesat ke Jalan yang Benar: Takut Gagal vs. Berani Gagal!!!

21-08-12

Tersesat ke Jalan yang Benar: Takut Gagal vs. Berani Gagal!!!



  • Bahasa Indonesia
  • English

Kisah berikut adalah suatu percobaan nyata terhadap monyet-monyet yang memiliki dampak psikologis. Dapat dianalogikan berlaku juga untuk orang-orang (manusia)!

Percobaan ini dilakukan oleh seorang Profesor Psikologi di Harvard University!!

Mulanya di sebuah kandang diisi dengan tiga ekor monyet.

Di dalam kandang, digantung sebuah pisang yang terikat pada seutas tali dan ada anak tangga di bawahnya.

Tak lama kemudian, seekor monyet menuju ke tangga dan mulai mendaki ke arah pisang. Begitu menyentuh tangga, maka semua monyet pun disemprot dengan air dingin. Penyemprotan dengan air dingin dimaksudkan sebagai “hambatan” untuk menciptakan efek traumatik!

Setelah beberapa saat, monyet lain mencobanya dengan hasil yang sama – semua monyet disemprot dengan air dingin.

Tak lama kemudian, ketika ada seekor monyet lain yang mencoba untuk menaiki tangga, maka para monyet lainnya akan berusaha untuk mencegahnya. Pada saat ini “Efek Traumatik” telah mulai memiliki “dampak negatif”, yaitu “TAKUT GAGAL”!

Sekarang, sang Profesor mematikan keran air dingin itu dan bermaksud untuk tidak lagi melakukan tindakan penyemprotan air dingin!

Sang Profesor mengeluarkan seekor monyet yang telah mengalami efek traumatik dari kandang dan diganti dengan monyet yang baru.

Monyet baru itu pun melihat pisang dan ingin menaiki tangga.

Dengan perasaan heran, ngeri, dan bertanya-tanya: ia diserang oleh semua monyet lainnya (yang telah terkena efek traumatik), ketika monyet baru itu akan menaiki tangga untuk mengambil pisang. Dalam konteks ini “pengaruh lingkungan” (negatif—Takut Gagal) telah ikut memberikan pengaruh “Takut GAGAL”!

Setelah monyet baru “yang tidak tahu apa-apa itu” mencoba sekali lagi dan mendapat serangan bertubi-tubi dari monyet-monyet lain, maka monyet itu tahu bahwa jika ia masih berusaha untuk menaiki tangga, maka ia akan diserang. Karena pengaruh lingkungan lebih kuat daripada motivasi diri monyet baru itu, maka monyet baru yang tidak tahu apa-apa itu memutuskan untuk mengikuti pengaruh lingkungan, yaitu: “Dilarang untuk menaiki tangga untuk memperoleh pisang”!

Sang Profesor selanjutnya, menukarkan dua monyet lama yang pernah mengalami efek traumatik dengan dua monyet baru, secara bergiliran, satu per satu (tidak sekaligus)!

Satu per satu monyet pendatang baru itu pun pergi ke tangga bermaksud mengambil pisang, namun mereka diserang oleh semua monyet yang ada, termasuk sang monyet yang tidak tahu apa-apa (tidak pernah mengalami semprotan air dingin)!

Setelah mengganti monyet asli yang kedua dan ketiga, maka kini semua monyet yang pernah punya pengalaman disemprot dengan air dingin telah diganti dengan monyet-monyet baru.

Namun demikian, anehnya kini tidak ada lagi monyet yang berani mendekati tangga untuk mengambil pisang.

Mengapa monyet-monyet baru yang tidak tahu apa-apa itu tidak berani mengambil pisang?

Karena sejauh yang mereka tahu, begitulah peraturan yang berlaku di lingkungan monyet-monyet itu.

Ceritera di atas ternyata dapat dianalogikan dan berlaku juga untuk manusia. Memperoleh pisang dapat diibaratkan sebagai “SUCCESS”, perjalanan menuju tangga dapat diibaratkan sebagai proses menuju “SUCCESS” yang selalu mengalami hambatan berupa selalu GAGAL! “Takut Gagal” merupakan efek traumatik (apakah benar-benar pernah GAGAL) atau karena pengaruh lingkungan (orang tua dalam keluarga, teman-teman di tempat kerja, dll) “yang mengharuskan” untuk tidak melakukan tindakan apa-apa, karena tindakan yang dilakukan seolah-olah “PASTI GAGAL”!

Saya menyebut “Takut GAGAL” hanya sebuah “ilusi” BUKAN kenyataan/fakta!!?


Saya memberikan game menarik untuk dicobakan! TEST gambar berikut ke anak-anak sekolah (boleh juga guru-guru sekolah). Amati cara kerja mereka dalam latihan ini apakah mereka kreatif dalam berpikir dan bekerja atau mereka melakukan seperti orang-orang biasa. Dalam kehidupan nyata: Pintar saja TIDAK CUKUP, yang dibutuhkan adalah Cerdas dan KREATIF.

Jika mereka berpikir dan bekerja sebagaimana orang-orang biasa, maka mereka akan memulai permainan ini dengan mencari jalan mulai dari pojok atas (sebelah kiri), lalu akan mengalami hambatan, dan mereka akan mencari jalan lain, dan seterusnya dengan trial and error mungkin setelah 1 jam mereka akan menemukan jalan (jalur) yang benar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak juga orang-orang SUCCESS melakukan trial and error, sehingga yang menyebabkan mereka SUCCESS adalah karena mereka mau berusaha terus-menerus TANPA menyerah.

TETAPI bagi orang-orang cerdas dan kreatif mereka akan langsung mulai mencari jalan mundur dari pojok paling bawah (sebelah kanan bawah), kemudian mengikuti jalan/jalur mana yang TIDAK ADA HAMBATAN, selanjutnya jalur itu yang dipakai/diterapkan secara DISIPLIN.

Pelajaran yang bisa dipetik dari permainan ini adalah: kita HARUS berpikir dari akhir, kemudian mendesain (secara simulasi) cara-cara paling CEPAT mencapai tujuan akhir. Titik berangkat atau mulai bisa saja sama, tetapi orang yang TELAH MEMILIKI Jalur/Jalan/Panduan TERCEPAT (TANPA HAMBATAN atau HAMBATAN MINIMUM) yang akan SUCCESS di kemudian hari.

Misalnya: apa yang diinginkan ketika kita pensiun di umur 65 tahun? Padahal kita sekarang baru berumur 25 tahun. Berapa orang yang ketika baru LULUS Sarjana (S1), katakanlah berumur 25 tahun TELAH MEMIKIRKAN PENSIUN PADA UMUR 65 TAHUN? Mungkin hanya 1 – 5 orang dari 100 orang yang berpikir tentang HAL-HAL PENTING YANG TIDAK MENDESAK dalam kehidupan nyata.

Salam SUCCESS!

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php