2014

Home » Blog » 2014 » Mind Map Wirausaha

05-09-14a

Mind Map Wirausaha



  • Bahasa Indonesia
  • English

Cara berpikir terstruktur dalam peta pikiran (mind map) seorang wirausaha (entrepreneur) success sejati belandaskan pada:

  • Positive attitude.
  • Pemahaman manajemen dalam tiga hal: manajemen waktu, manajemen program, dan manajemen finansial.
  • IMAN = Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda (berjiwa malaikat).

Contoh Tukang Ledeng yang Berkarakter Positif (Positive Attitude):

Suatu hari Boss Mercedez Benz mempunyai masalah dengan kran air di rumahnya. Kran itu selalu bocor sehingga dia khawatir orang-orang dalam rumahnya akan terpeleset jatuh. Atas rekomendasi seorang temannya, Mr. Benz menelepon seorang tukang ledeng untuk memperbaiki kran miliknya. Perjanjian perbaikan ditentukan dua hari kemudian karena si tukang ledeng rupanya sedang sibuk. Si tukang ledeng sama sekali tidak tahu bahwa si penelpon adalah boss pemilik perusahaan mobil terbesar di Jerman.

Satu hari setelah ditelepon Mr.Benz, si tukang ledeng menghubungi Mr. Benz untuk menyampaikan terima kasih karena sudah bersedia menunggu satu hari lagi. Boss Mercy pun kagum atas pelayanan dan cara berbicara si tukang ledeng.

Pada hari yang telah disepakati, si tukang ledeng datang ke rumah Mr. Benz untuk memperbaiki kran yang bocor. Setelah beberapa saat, kranpun selesai diperbaiki dan si tukang ledeng pulang setelah menerima pembayaran atas jasanya.

Sekitar dua minggu kemudian, si tukang ledeng menghubungi Mr. Benz untuk menanyakan apakah kran yang diperbaiki sudah benar-benar beres atau masih ada masalah? Mr. Benz berpikir pasti orang ini orang hebat walaupun cuma tukang ledeng. Mr.Benz menjawab ditelepon bahwa kran di rumahnya sudah benar-benar beres dan mengucapkan terima kasih atas pelayanan si tukang ledeng itu.

Beberapa bulan kemudian Mr. Benz merekrut si tukang ledeng untuk bekerja di perusahaannya? Ya, namanya Christopher L. Jr. Beliau menjadi General Manager Customer Satisfaction and Public Relation di Mercedez Benz! (KISAH NYATA).


Contoh Tukang Bangunan yang Berkarakter Negatif (Negative Attitude):

Seorang tukang bangunan tua akan segera pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut kepada pemilik perusahaan.

Pemilik perusahaan lalu memohon pada tukang bangunan itu untuk membuatkan sebuah rumah terakhir untuk perusahaan sebagai buah karya terakhir si tukang bangunan menggunakan segala kemampuannya agar menghasilkan rumah berkualitas terbaik. Si tukang bangunan diberikan kebebasan untuk mendesain sendiri rumah itu, merencanakan dengan biaya yang pantas menggunakan bahan-bahan berkualitas yang menurut pendapat tukang bangunan itu adalah yang terbaik (do your best).

Tukang bangunan mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. TETAPI, sesungguhnya ia merasa terpaksa dan bersungut-sungut dalam hati. Ia ingin segera berhenti dan malas bekerja lagi. Bukankah ia hanya mengajukan diri untuk pensiun, mengapa disuruh bekerja membangun rumah terakhir? Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan lagi untuk membangun karya terakhir dari pekerjaannya. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya yang tidak berkualitas, TANPA menggunakan desain rumah yang baik. Akhirnya dengan kualitas seadanya selesailah rumah yang diminta itu. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik, tetapi rumah yang sangat mengecewakan dalam hal kualitas. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak mengagumkan.

Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang bangunan itu. “Ini adalah rumahmu, hasil karyamu sendiri” katanya, “Hadiah dari kami untuk ditempati selama masa pensiunmu.”

Betapa terkejutnya si tukang bangunan itu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya sedang mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, maka ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali, ia akan menggunakan bahan-bahan berkualitas prima untuk menjadikan rumah yang nyaman ditempati. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang berkualitas jelek hasil karyanya sendiri.

Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan disertai kualitas yang rendah. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang terbaik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup, kita tidak memberikan yang terbaik tetapi menjalani secara ogah-ogahan, seperti ketika menjalani masa sekolah, ketika menjalani masa bekerja, dll.

Pada akhir perjalanan memasuki masa pensiun, kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan selama ini dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah “rumah (hasil karya”) yang kita ciptakan sendiri, seperti tukang bangunan berkarakter negatif (Negative Attitude) di atas. (Renungkan: Sesal Dahulu Pendapatan, Sesal Kemudian Tidak Berguna).


Sikap seorang Problem Solver.

Salam SUCCESS.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php