2013

Home » Blog » 2013 » Renungan Hari Minggu: Ke-ESA-an Allah (Ke-TUHAN-an Yang Maha Esa)

13-09-14

Renungan Hari Minggu: Ke-ESA-an Allah (Ke-TUHAN-an Yang Maha Esa)



  • Bahasa Indonesia
  • English

Ilmu pengetahuan tanpa iman = buta, iman tanpa ilmu pengetahuan = lumpuh

Albert Einstein: 1879 – 1955

Di dalam Ulangan 6:4 ditulis Tuhan itu Esa (“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”). Ke-ESA-an ini pada bahasa aslinya adalah “kesatuan dari berbagai satuan”. Contohnya, Kejadian 2:24 ditulis “Sebab itu seorang laik-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”. Hal ini berarti kesatuan dari dua manusia (laki-laki dan isterinya).

Di dalam Kejadian 1:26 Allah menyebut diri-Nya dengan kata ganti “Kita”, mengandung kejamakan dalam SIFAT Allah. Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi”.

Dengan demikian pengertian ke-ESA-an Allah (Ke-TUHAN-an Yang Maha Esa), berdasarkan keyakinan orang-orang Kristen adalah memandang Allah dalam tiga PERAN, yaitu: Peran sebagai PENCIPTA langit dan bumi beserta isinya (Kejadian 1:1-31), Peran sebagai PENYELAMAT untuk memperoleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16), dan Peran sebagai PENDAMPING kebenaran hidup bagi orang-orang yang ber-IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda) sampai akhir zaman (Yohanes 14:15-20).

Peran Pertama dan Peran Kedua TELAH LEWAT, sehingga sekarang kita sedang berhadapan dengan Allah yang berperan sebagai PENDAMPING kebenaran dan PENGHIBUR ketika kita sedang SUSAH. Jika kita ber-IMAN, maka kita akan Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda. Sebagai Nakhoda berarti Allah sedang memainkan Peran PENDAMPING kebenaran (juga PENGHIBUR) sampai akhir zaman agar Yohanes 14:15-20 menjadi SAH berlaku bagi orang-orang KRISTEN.

Peran Allah sebagai PENCIPTA dunia dilakukan melalui Firman Allah, seperti Tuhan berfirman: “Jadilah terang” (Kejadian 1:3). Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1). Dengan demikian penjelasan tentang ke-ESA-an Allah (Ke-TUHAN-an Yang Maha Esa) dapat dijelaskan dalam bentuk segitiga peran yang ber-FOKUS pada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa seperti tampak dalam Bagan terlampir di atas.


Mengapa Saya Harus Mengikuti Firman Tuhan? Pengalaman Seorang Ateis!

Pembuktian secara ILMIAH menggunakan Teori Keputusan yang Meminimumkan Penyesalan (Minimax Regret Decision Theory), maka apapun keadaan sesungguhnya (Apakah Tuhan Ada atau Tidak Ada), KEPUTUSAN Terbaik adalah MENGIKUTI FIRMAN TUHAN! Karena Keputusan ini yang meminimumkan PENYESALAN.

Setelah YAKIN dengan pilihan keputusan Mengikuti Firman Tuhan, maka langkah selanjutnya adalah membuktikan bahwa dengan menjadi PELAKU FIRMAN, maka semua yang tertulis dalam Kitab Suci menjadi berlaku SAH bagi diri saya. Agar tulisan di batu nisan menjadi: TIDAK ADA PENYESALAN.

Selamat hari minggu. GBU and fam.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php