2019

Home » Blog » 2019 » Reformasi Total Pembelajaran Kewirausahaan Menuju Kompetensi untuk Memasuki Industri 4.0 dan Society 5.0

Apr-23-2019

Reformasi Total Pembelajaran Kewirausahaan Menuju Kompetensi untuk Memasuki Industri 4.0 dan Society 5.0



 

Kewirausahaan bukan suatu pekerjaan, tetapi kewirausahaan adalah pola berpikir mandiri yang bertumbuh terus-menerus (GROWTH Mindset—Attitude-Habits—Character)

Vincent Gaspersz


Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management System Lead Specialist

  • Association for Supply Chain Management (www.apics.org) Certified in Production and Inventory Management (CPIM), Certified in Production and Inventory Management Fellow (CPIM-F), Certified Supply Chain Professional (CSCP), Certified Supply Chain Professional Fellow (CSCP-F),
  • International Quality Federation (www.iqf.org) Six Sigma Master Black Belt (SSMBB);
  • ASQ (www.asq.org) Certified Six Sigma Black Belt CSSBB), Certified Quality Engineer (CQE), Certified QualityAuditor (CQA), Certified Manager of Quality/Organizational Excellence (CMQ/OE), Certified Quality Improvement Associate (CQIA),
  • Registration Accreditation Board (www.exemplarglobal.org) Certified Management System Lead Specialist (CMSLS).
  • Insinyur Profesional Utama (IPU) – Badan Kejuruan Teknik Industri- Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI – PII),
  • Asean Engineer Register (AER No. 10084), Asean Federation of Engineering Organizations (AFEO),
  • Senior Member of American Society for Quality (Member #: 00749775), International Member of American Production and Inventory Control Society (Member #: 1023620), and Senior Member of Institute of Industrial and Systems Engineers (Member #: 880194630).



 

Pendahuluan

Beberapa postingan VG telah menunjukkan pada saat ini telah terjadi perubahan drastis dan perubahan paradigma dalam dunia bisnis modern untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 dan society 5.0.

Perubahan-perubahan itu menuntut konsekuensi bahwa seorang lulusan pendidikan sekolah/universitas bukan sekedar mencari ijazah/gelar akademik dalam model Learning for School TETAPI harus memiliki keterampilan kewirausahaan dalam model Learning for Life, apakah sebagai karyawan dalam dunia bisnis dan industri modern (intrepreneur) atau sebagai wirausaha mandiri (entrepreneur).

Konsekuensi dari hal ini , maka membutuhkan reformasi total dalam pembelajaran kewirausahaan di sekolah-sekolah dasar, menengah, maupun tinggi seperti di akademi maupun universitas. Reformasi pembelajaran kewirausahan ini agar manpu memberikan bekal berupa memiliki karakter dan keterampilan yang sesuai agar SUCCESS dalam sekolah/universitas kehidupan yang sesungguhnya.

Definisi Kewirausahaan

EntreComp mendefinisikan kewirausahaan sebagai kompetensi transversal, yang berlaku untuk semua bidang kehidupan: dari memelihara pengembangan pribadi, untuk secara aktif berpartisipasi dalam masyarakat, untuk (kembali) memasuki pasar kerja sebagai karyawan (intrapreneur) atau sebagai wirausaha (entrepreneur), dan juga untuk memulai usaha-usaha budaya, sosial atau komersial (Bacigalupo, et.al, 2016).

EntreComp ini dibangun di atas definisi luas tentang kewirausahaan yang bergantung pada penciptaan nilai budaya, sosial atau ekonomi. Dengan demikian mencakup berbagai jenis kewirausahaan, termasuk intrapreneurship, kewirausahaan sosial, kewirausahaan hijau (green entrepreneurship) dan kewirausahaan digital. Ini berlaku untuk individu dan kelompok (tim atau organisasi) dan mengacu pada penciptaan nilai di semua sektor swasta maupun publik, atau dalam kombinasi hibrida apa pun sektor itu. Kewirausahaan dapat juga berkaitan dengan tindakan seseorang berdasarkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan peluang atau kesempatan untuk menghasilkan nilai bagi orang lain dalam domain apa pun dan sepanjang rantai nilai yang memungkinkan. Catatan VG: Rantai nilai dapat dimulai dari Suppliers-Inputs-Processes-Outputs-Outcomes-Customers-Shareholders-Stakeholders (SIPOOCSS).

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah ketika kita bertindak berdasarkan peluang atau kesempatan (opportunity) dan ide serta mengubahnya menjadi nilai bagi orang lain. Nilai yang diciptakan dapat berupa finansial, budaya, atau sosial (FFE-YA, 2012).

Definisi kewirausahaan (entrepreneurship) seperti di atas, jelas berfokus pada penciptaan nilai (value creation), apa pun jenis nilai atau konteksnya. Hal ini mencakup penciptaan nilai dalam domain apa pun dan rantai nilai yang memungkinkan. Ini mengacu pada penciptaan nilai yang dapat dilakukan pada sektor swasta, publik dan dalam kombinasi hibrida dari swasta dan publik. Dengan demikian mencakup berbagai jenis kewirausahaan, termasuk intrapreneurship, kewirausahaan sosial, kewirausahaan politik, kewirausahaan pendidikan, kewirausahaan bisnis, kewirausahaan digital, dan lain-lain.

Kompetensi Kewirausahaan

Kewirausahaan sebagai kompetensi berlaku untuk semua bidang kehidupan. Hal ini memungkinkan warga negara untuk memelihara perkembangan pribadi mereka, untuk secara aktif berkontribusi pada pengembangan sosial, pendidikan, politik, dll untuk memasuki pasar tenaga kerja global sebagai karyawan (intrapreneur) atau sebagai wira usaha (entrepreneur), serta untuk memulai atau meningkatkan usaha yang mungkin memiliki motif budaya, sosial atau komersial.

‘Gagasan-gagasan dan kesempatan-kesempatan (ideas and opportunities)’, ‘Sumberdaya (resources)’, dan ‘Tindakan atau Aksi Nyata (into action)’ merupakan tiga area dari model konseptual yang dikembangkan oleh EntreComp sebagai panduan bagi Masyarakat Ekonomi Eropa dan mereka telah diberi label untuk menekankan kompetensi kewirausahaan sebagai kemampuan untuk mengubah ide-ide atau gagasan-gagasan dan kesempatan-kesempatan untuk menjadi tindakan atau aksi nyata dengan memobilisasi sumber daya yang ada. Sumber daya ini dapat bersifat pribadi (yaitu, kesadaran diri—self-awareness dan kemanjuran/potensi diri—self-efficacy, motivasi dan ketekunan), materi (misalnya, sarana produksi dan sumber daya keuangan) atau non-materi (misalnya, pengetahuan khusus, keterampilan, dan sikap).

Tiga bidang utama itu, yaitu: (1) Gagasan-gagasan dan Kesempatan-kesempatan (Ideas and Opportunities), (2) Sumberdaya (Resources), dan (3) Tindakan atau Aksi Nyata (Into Action) saling terkait erat, di mana kewirausahaan sebagai kompetensi inti berdiri di atas ketiga area utama itu. Setiap area utama memiliki lima kompetensi inti, sehingga terdapat total 15 kompetensi inti dari tiga area utama itu.

Model yang melibatkan tiga area utama dan lima belas kompetensi inti kewirausahaan ini disebut sebagai Model Konseptual EntreComp yang dipublikasikan oleh: JRC Science for Policy Report, Komisi Eropa, Spanyol (2016).

Kerangka kerja EntreComp telah dikembangkan melalui pendekatan metode campuran, terdiri dari tinjauan komprehensif literatur akademik, analisis mendalam tentang studi kasus, penelitian pustaka dan serangkaian konsultasi terhadap multi-pemangku kepentingan (multistakeholders) secara berulang.

Ke 15 kompetensi itu juga saling terkait dan saling berhubungan satu sama lain sehingga harus diperlakukan sebagai bagian dari keseluruhan sistem kewirausahaan.

Setiap manusia di dunia profesional, apakah bekerja sebagai karyawan (intrepreneur) atau sebagai wira usaha mandiri (entrepreneur) secara bertahap harus meningkatkan kompetensi kewirausahaan mulai dari tingkat terendah sampai memperoleh tingkat kemahiran tertinggi di semua dari 15 kompetensi itu, sehingga pada akhirnya akan memiliki kemahiran yang sama di semua (lima belas) kompetensi itu.

Tiga area utama, 15 (lima belas) kompetensi, dan 60 item penilaian yang disusun oleh EntreComp (Model Konseptual EntreComp) sebagai panduan bagi Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) telah disederhanakan oleh VG dalam bentuk Entrepreneur Scorecard yang siap diterapkan seperti ditunjukkan dalam Bagan-bagan berikut.



Penjelasan Tentang Model Konseptual EntreComp:

A. Area Utama Gagasan dan Kesempatan (Ideas and Opportunituies) memiliki lima kompetensi, yaitu:

1. Melihat Kesempatan (Spotting Opportunities). Gunakan imajinasi dan kemampuan kita untuk mengidentifikasi kesempatan atau peluang untuk menciptakan nilai.

Penjelasan:

  • Identifikasi dan raih kesempatan atau peluang untuk menciptakan nilai dengan menjelajahi pemandangan (landscape) sosial, budaya, dan ekonomi.
  • Identifikasi kebutuhan dan tantangan yang perlu dipenuhi.
  • Membangun koneksi baru dan menyatukan elemen-elemen lanskap (landscape) yang tersebar untuk menciptakan kesempatan atau peluang agar menciptakan nilai.

2. Kreativitas (Creativity). Kembangkan ide-ide kreatif dan terarah.

Penjelasan:

  • Kembangkan beberapa ide dan kesempatan atau peluang untuk menciptakan nilai, termasuk solusi yang lebih baik untuk tantangan yang ada maupun yang baru.
  • Jelajahi dan bereksperimen dengan pendekatan-pendekatan inovatif.
  • Menggabungkan pengetahuan dan sumber daya untuk mencapai efek yang berharga atau bernilai tinggi.

3. Visi (Vision). Bekerja menuju visi masa depan kita.

  • Bayangkan masa depan yang diinginkan.
  • Mengembangkan visi untuk mengubah ide menjadi aksi nyata (real action).
  • Visualisasikan skenario masa depan untuk membantu memandu upaya dan tindakan kita.

4. Menghargai Ide atau Gagasan (Valuing Ideas). Manfaatkan ide-ide dan kesempatan-kesempatan sebaik-baiknya.

Penjelasan:

  • Pertimbangkan nilai dalam konteks sosial, budaya, politik, ekonomi, dll.
  • Mengenali potensi yang dimiliki dari sebuah ide atau gagasan yang ada untuk menciptakan nilai dan mengidentifikasi cara-cara yang sesuai untuk memanfaatkan ide-ide atau gagasan-gagasan itu sebaik-baiknya.

5. Berpikir Etika dan Keberlanjutan (Ethical and Sustainable Thinking). Menilai konsekuensi dan dampak dari ide-ide, kesempatan-kesempatan, tindakan nyata yang akan dilakukan.

Penjelasan:

  • Menilai konsekuensi dari ide atau gagasan yang memberikan nilai dan efek tindakan kewirausahaan pada komunitas sasaran, pasar, masyarakat, dan lingkungan.
  • Merefleksikan bagaimana keberlanjutan tujuan sosial, budaya dan ekonomi jangka panjang, dan tindakan yang akan dipilih.
  • Bertindak secara bertanggung jawab.

Terdapat 18 item penilaian kemahiran dari Level 1 sampai Level 8, yaitu:

  1. Melihat Kesempatan:
    1. Identifikasi, Ciptakan, dan Raih Kesempatan
    2. Fokus Pada Tantangan
    3. Menemukan Kebutuhan
    4. Menganalisis Konteks
  2. Kreativitas:
    1. Bersikap Ingin Tahu dan Terbuka
    2. Mengembangkan Ide-ide
    3. Mendefinisikan Masalah
    4. Mendesain Nilai
    5. Menjadi Inovatif
  3. Visi:
    1. Berimajinasi
    2. Berpikir Strategik
    3. Panduan Tindakan
  4. Menghargai Ide atau Gagasan:
    1. Menghargai Nilai dari Ide-ide
    2. Membagi dan Melindungi Ide-ide
  5. Berpikir Etika dan Keberlanjutan:
    1. Berperilaku Mengikuti Etika
    2. Berpikir Keberlanjutan
    3. Menilai Dampak
    4. Bertanggung Jawab

B. Area Utama Sumberdaya (Resources) memiliki lima kompetensi, yaitu:

1. Kesadaran Diri dan Kemanjuran Diri (Self-awareness and Self-efficacy). Percaya pada diri sendiri dan terus mengembangkan diri.

Penjelasan:

  • Renungkan kebutuhan, aspirasi, dan keinginan kita dalam jangka pendek, menengah dan panjang.
  • Identifikasi dan evaluasi kekuatan dan kelemahan individu dan kelompok.
  • Percaya pada kemampuan kita untuk memengaruhi jalannya peristiwa atau kejadian, meskipun ada ketidakpastian, kemunduran, dan kegagalan sementara.

2. Motivasi dan Ketekunan (Motivation and Perseverance). Tetap fokus dan jangan menyerah (tidak berputus asa).

Penjelasan:

  • Bertekad untuk mengubah ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi tindakan nyata agar memuaskan kebutuhan kita untuk mencapainya.
  • Bersiap diri untuk bersabar dan terus berusaha mencapai tujuan individu atau kelompok jangka panjang.
  • Bersikap tangguh di bawah tekanan, kesulitan, dan kegagalan sementara.

3. Memobilisasi Sumber Daya (Mobilizing Resources). Memperoleh dan mengelola sumber daya yang dibutuhkan.

  • Dapatkan dan kelola sumber daya material, non-material, dan digital yang diperlukan untuk mengubah ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi aksi nyata.
  • Manfaatkan sumber daya yang terbatas.
  • Dapatkan dan kelola kompetensi yang diperlukan pada setiap tahap, termasuk kompetensi teknis, hukum, pajak, dan digital.

4. Literasi Finansial dan Ekonomi (Finansial and Economic Literacy). Mengembangkan pengetahuan finansial dan ekonomi.

Penjelasan:

  • Perkirakan biaya untuk mengubah ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi kegiatan yang menciptakan nilai.
  • Merencanakan, menempatkan, dan mengevaluasi keputusan keuangan dari waktu ke waktu.
  • Kelola pembiayaan untuk memastikan aktivitas penciptaan nilai dapat bertahan dalam jangka panjang.

5. Memobilisasi Orang Lain (Mobilizing Others). Memberikan inspirasi, antusias, dan mengajak orang lain agar bergabung.

Penjelasan:

  • Menginspirasi dan membangkitkan semangat para pemangku kepentingan (stakeholders) yang relevan.
  • Dapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang bernilai tinggi.
  • Menunjukkan komunikasi, persuasi, negosiasi dan kepemimpinan yang efektif.

Terdapat 21 Item Penilaian dari Level 1 sampai Level 8 dalam Area Utama Sumber Daya ini, yaitu:

  1. Kesadaran Diri dan Kemanjuran Diri:
    1. Mengikuti Aspirasi Kita
    2. Mengidentifikasi Kekuatan dan Kelemahan Kita
    3. Mempercayai Kemampuan Kita
    4. Membentuk Masa Depan Kita
  2. Motivasi dan Ketekunan:
    1. Tetap Memegang Kendali
    2. Memiliki Tekad
    3. Fokus Pada Hal-hal Motivasi
    4. Memiliki Ketabahan
    5. Tidak Berputus Asa
  3. Memobilisasi Sumber Daya:
    1. Mengelola Sumber Daya (Material dan Non Material)
    2. Menggunakan Sumber Daya Secara Efektif dan Efisien
    3. Memanfaatkan Waktu Secara Efektif dan Efisien
    4. Memperoleh Dukungan
  4. Literasi Finansial dan Ekonomi:
    1. Memahami Konsep Ekonomi dan Finansial
    2. Hal Anggaran
    3. Menemukan Pendanaan
    4. Memahami Perpajakan
  5. Memobilisasi Orang Lain:
    1. Memiliki Inspirasi dan Terinspirasi
    2. Mampu Membujuk Orang
    3. Berkomunikasi Secara Efektif
    4. Menggunakan Media Secara Efektif

C. Area Utama Melakukan Aksi Nyata (Real Action) memiliki lima kompetensi, yaitu:

1. Mengambil Inisiatif (Taking the Initiative). Lakukan untuk itu (inisiatif).

Penjelasan:

  • Memulai proses yang menciptakan nilai
  • Mengambil tantangan.
  • Bertindak dan bekerja secara mandiri untuk mencapai tujuan, berpegang teguh pada niat dan melaksanakan tugas yang direncanakan. Catatan VG: NIAT = Nyatakan Impian Agar Terwujud.

2. Perencanaan dan Manajemen (Planning and Management). Prioritaskan, organisasikan, dan tindak lanjut.

Penjelasan:

  • Tetapkan tujuan jangka panjang, menengah dan pendek.
  • Menentukan prioritas dan rencana aksi (action plan).
  • Beradaptasi dengan perubahan yang tidak terduga.

3. Mengatasi Ketidakpastian, Ambiguitas dan Risiko (Coping with Uncertainty, Ambiguity, and Risk). Buat keputusan yang berkaitan dengan ketidakpastian, ambiguitas, dan risiko.

  • Membuat keputusan ketika hasil dari keputusan itu bersifat tidak pasti, ketika informasi yang tersedia parsial atau ambigu, atau ketika ada risiko hasil yang tidak disengaja.
  • Dalam proses penciptaan nilai, sertakan cara terstruktur untuk menguji ide-ide atau gagasan-gagasan dan prototipe dari tahap awal, untuk mengurangi risiko kegagalan.
  • Menangani situasi yang bergerak dengan sangat cepat dan fleksibel.

4. Bekerjasama dengan Orang Lain (Working with the Others). Bekerjasama, berkolaborasi dan membentuk jaringan kerja.

Penjelasan:

  • Bekerja sama dengan orang lain untuk mengembangkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan mengubahnya menjadi tindakan nyata.
  • Membentuk jaringan kerja (networking).
  • Mengatasi konflik dan menghadapi persaingan secara positif apabila diperlukan.

5. Belajar Melalui Pengalaman (Learning Through Experience). Belajar sambil bekerja atau belajar melalui praktek.

Penjelasan:

  • Gunakan inisiatif apa pun untuk menciptakan nilai sebagai kesempatan belajar.
  • Belajar dengan orang lain, termasuk teman sebaya dan mentor.
  • Merefleksikan dan belajar dari kesuksesan dan kegagalan (diri sendiri maupun orang lain).

Terdapat 21 Item Penilaian dari Level 1 sampai Level 8 dalam Area Utama Melakukan Aksi Nyata, yaitu:

  1. Mengambil Inisiatif:
    1. Memiliki Tanggung Jawab
    2. Bekerja Secara Mandiri
    3. Mengambil Tindakan
  2. Perencanaan dan Manajemen:
    1. Menetapkan Sasaran
    2. Merencanakan dan Mengorganisasi
    3. Mengembangkan Rencana Bisnis Berkelanjutan
    4. Menetapkan Prioritas
    5. Memantau Kemajuan
    6. Fleksibel dan Beradaptasi Pada Perubahan
  3. Mengatasi Ketidakpastian, Ambiguitas, dan Risiko:
    1. Mengatasi Ketidakpastian dan Ambiguitas
    2. Memperhitungkan Risiko
    3. Mengelola Risiko
  4. Bekerjasama dengan Orang Lain:
    1. Menerima Perbedaan
    2. Mengembangkan Kecerdasan Emosional
    3. Mendengar Secara Aktif
    4. Pendekatan Team
    5. Bekerjasama
    6. Mengembangkan Jaringan Kerja
  5. Belajar Melalui Pengalaman atau Praktek:
    1. Kemampuan Refleksi
    2. Memahami Cara Belajar Yang Baik
    3. Belajar dari Pengalaman Praktek

Delapan Standar Kemahiran Kewirausahaan Versi EntreComp:

Model Konseptual EntreComp menetapkan delapan standar kemahiran yang dibagi ke dalam
empat kategori, yaitu:

  1. Kategori Kemahiran Dasar: Level 1 dan Level 2.
  2. Kategori Kemahiran Menengah: Level 3 dan Level 4.
  3. Kategori Kemahiran Lanjutan: Level 5 dan Level 6.
  4. Kategori Kemahiran Ahli: Level 7 dan Level 8.

Level Kemahiran Dasar (Basic), masih mengandalkan dukungan dari orang lain, terdiri dari:

  • Level 1: Menemukan atau Menggali (Discover), membutuhkan pengawasan langsung dari orang lain. Level 1 ini berfokus pada menemukan kualitas diri, potensi, hasrat, dan keinginan pribadi. Mereka yang berada pada Level 1 ini juga berfokus pada pemahaman jenis-jenis masalah dan kebutuhan yang dapat diselesaikan secara kreatif beserta pengembangan keterampilan dan perilaku individu dari satuan kompetensi yang ditetapkan.
  • Level 2: Mengeksplorasi atau Menyelidiki (Explore), memiliki wewenang tetapi masih membutuhkan pengawasan dari orang lain. Level 2 ini berfokus pada eksplorasi pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk solusi masalah, berkonsentrasi pada keragaman dan pengembangan keterampilan dan perilaku sosial dari satuan kompetensi yang diterapkan.

Level Kemahiran Menengah (Intermediate), membangun kemandirian, terdiri dari:

  • Level 3: Mengadakan percobaan (Experiment), memiliki kebebasan, bertanggung jawab secara mandiri. Level 3 ini berfokus pada pemikiran kritis dan eksperimentasi untuk menciptakan nilai melalui pengalaman praktek kewirausahaan dalam bidang yang sesuai (kewirausahaan bisnis, kewirausahaan pendidikan, kewirausahaan politik, kewirausahaan pemerintah, kewirausahaan sosial, dan lain-lain).
  • Level 4: Berani bertindak (Dare), memiliki peran dan berbagi sebagian tanggung jawab kepada orang lain. Level 4 ini berfokus pada transformasi ide-ide kreatif menjadi aksi (tindakan) nyata dalam kehidupan nyata dan berusaha mengambil tanggung jawab untuk aksi (tindakan) nyata itu.

Level Kemahiran Lanjutan (Advanced), mengambil tanggung jawab, terdiri dari:

  • Level 5: Melakukan perbaikan (Improve), mengambil tanggung jawab dengan beberapa panduan bekerja sama dengan orang lain. Level 5 ini berfokus pada peningkatan keterampilan untuk transformasi ide-ide kreatif ke dalam aksi (tindakan) nyata, meningkatkan tanggung jawab untuk menciptakan nilai, dan mengembangkan pengetahuan tentang kewirausahaan.
  • Level 6: Memperkuat (Reinforce), bertanggung jawab untuk pembuatan keputusan dan bekerja sama dengan orang lain. Level 6 ini berfokus untuk bekerja sama dengan orang lain, menggunakan pengetahuan yang harus diterapkan untuk menciptakan nilai, serta kemampuan untuk menghadapi tantangan-tantangan yang semakin kompleks dan meningkat.

Level Kemahiran Ahli (Expert), mengendalikan transformasi, inovasi, dan pertumbuhan, terdiri dari:

  • Level 7: Mengembangkan (Expand), mengambil tanggung jawab untuk berkontribusi pada perkembangan di bidang tertentu yang kompleks. Level 7 ini berfokus pada kompetensi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan kompleks, menangani lingkungan perubahan secara konstan yang memiliki derajat ketidakpastian semakin tinggi.
  • Level 8: Mengubah (Transform), berkontribusi secara substansial pada pengembangan bidang tertentu. Level 8 berfokus pada menghadapi tantangan-tantangan yang muncul melalui mengembangkan pengetahuan-pengetahuan baru, baik melalui kemampuan riset dan pengembangan dan/atau inovasi agar mencapai keunggulan serta mentransformasikan cara-cara atau teknik-teknik yang telah diterapkan.

Sebagai misal, akan dibahas tentang Kompetensi Literasi Finansial dan Ekonomi yang merupakan kompetensi inti ke-4 dalam Area Utama Sumber Daya (Resources).

Berdasarkan Standar Kompetensi Uni Eropa tentang Unit Kompetensi Literasi Ekonomi dan Finansial harus minimum berkaitan dengan tiga hal utama, yaitu: (1) Mampu memperkirakan biaya untuk mentransformasikan ide-ide kreatif ke dalam aktivitas yang meniciptakan nilai tambah, (2) Merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi keputusan-keputusan finansial sepanjang waktu, dan (3) Mengelola finansial (keuangan) agar meyakinkan bahwa aktivitas-aktivitas penciptaan nilai tambah itu dapat berkelanjutan dalam jangka panjang.

Mempertimbangkan delapan level kemahiran di atas, maka Literasi Finansial dan Ekonomi yang berkaitan dengan pemahaman konsep-konsep finansial dan ekonomi sebagai satu unit kompetensi dari 15 unit kompetensi kewirausahaan akan mengikuti delapan level berikut.

Level Kemahiran Dasar (Basic), masih mengandalkan dukungan dari orang lain, terdiri dari:

  • Level 1: Memahami terminologi dasar dan formula-formula yang berkaitan dengan finansial (keuangan) dan ekonomi.
  • Level 2: Mampu menjelaskan tentang konsep-konsep ekonomi secara sederhana seperti permintaan dan penawaran, harga pasar, perdagangan, dll.

Level Kemahiran Menengah (Intermediate), membangun kemandirian, terdiri dari:

  • Level 3: Mampu menggunakan konsep biaya kesempatan (opportunity costs) dan keunggulan komparatif (comparative advantage) untuk menjelaskan mengapa fenomena tertentu terjadi di pasar baik pada level individu, daerah, negara, maupun global.
  • Level 4: Mampu membaca dan menginterpretasikan laporan-laporan rugi/laba, neraca, aliran kas, dll.

Level Kemahiran Lanjutan (Advanced), mengambil tanggung jawab, terdiri dari:

  • Level 5: Mampu membaca, menginterpretasikan, dan menjelaskan perbedaan-perbedaan di antara neraca dan laporan rugi/laba.
  • Level 6: Mampu mendesain indikator-indikator kinerja kunci (key performance indicators) dalam finansial dan ekonomi, misalnya: Return on Investment (ROI), Return on Marketing Investment (ROMI), Return on Training Investment (ROTI), dll.

Level Kemahiran Ahli (Expert), mengendalikan transformasi, inovasi, dan pertumbuhan, terdiri dari:

  • Level 7: Mampu menggunakan indikator-indikator kinerja finansial dan ekonomi untuk menilai kesehatan dan kelayakan ekonomis dari aktivitas-aktivitas penciptaan nilai tambah.
  • Level 8: Mampu menggunakan indikator-indikator kinerja finansial dan ekonomi untuk membandingkan kesehatan keuangan dan kelayakan ekonomis dari aktivitas-aktivitas penciptaan nilai tambah dibandingkan dengan standar internasional dan/atau pesaing-pesaing utama.

Berdasarkan uraian di atas, maka kita bisa memposisikan diri kita sedang berada pada level kemahiran berapa untuk unit kompetensi Literasi Finansial dan Ekonomi dari delapan level kemahiran yang ditetapkan oleh Standar Uni Eropa di atas. Dengan cara yang sama, maka evaluasi terhadap tiga area utama, 5 kompetensi inti, dan 60 Item Penilaian kewirausahaan dapat dilakukan seperti ditunjukan dalam bagan evaluasi 1, 2, dam 3 terlampir.

Uraian yang jelas dan komprehensif di atas, menunjukkan bahwa kewirausahaan bukan sekedar profesi tetapi adalah mindset, sehingga kita harus membangun GROWTH Mindset secara dini (Pendidikan Anak Usia Dini—PAUD) agar GROWTH Mindset itu berkembang terus-menerus untuk mengendalikan ATTITUDE, yang apabila setiap saat diterapkan dan berulang akan menjadi HABITS dan pada akhirnya membentuk CHARACTER.

Catatan VG: Ingat proses berantai: GROWTH MINDSET – ATTITUDE –HABITS—CHARACTER.

“Entrepreneurship is not a job. Entrepreneurship is a mindset”.

Kekeliruan (jika TIDAK mau disebut kesalahan) utama dari pembelajaran Entrepreneurship di sekolah/perguruan tinggi/masyarakat Indonesia selama ini adalah MASIH menganggap bahwa entrepreneurship itu adalah pekerjaan, sehingga fokus pembelajaran ditekankan pada peningkatan keterampilan kerja. PADAHAL entrepreneurship itu adalah suatu mindset yang seharusnya mengubah dari Fixed Mindset menjadi GROWTH Mindset. Di manapun kita bekerja apakah berstatus sebagai karyawan (intrepreneur/intrapreneur) atau pemegang saham (entrepreneur) seharusnya kita memiliki GROWTH Mindset yang sering juga disebut sebagai Entrepreneurship Mindset.

Lean Entrepreneurship

Model konseptual EntreComp di atas, apabila diterapkan menggunakan pendekatan cara berpikir Lean, maka akan membentuk Lean Entrepreneurship, sehingga model pembelajaran kewirausahaan dapat mengikuti Lean Learning Formula seperti bagan terlampir. Pada dasarnya Lean Entrepreneurship menggunakan Lean Cycle approach berikut:

Lean Cycle Approach dalam Pembelajaran Kewirausahaan

  1. Memahami siapa yang menjadi target pelanggan (target pasar) dan apa kebutuhan mereka?
  2. Pergi bicara dan bertemu dengan pelanggan untuk mengetahui apa sesungguhnya kebutuhan nyata mereka?
  3. Dari poin 1 dan 2 di atas, desain produk (barang dan/atau jasa) yang benar-benar memenuhi kebutuhan nyata mereka agar mencapai kepuasan pelanggan 100%.
  4. Memeriksa semua aktivitas proses untuk menghasilkan produk (barang dan/atau jasa) dalam poin 3 di atas untuk menemukan WASTE (pemborosan) yang ada.
  5. Berfokus menghilangkan semua WASTE (pemborosan) yang ditemukan dalam aktivitas proses pada poin 4 di atas.
  6. Lakukan perbaikan terus-menerus untuk meningkatkan kinerja proses melalui bekerjasama dalam team perbaikan (improvement teams) agar meminimumkan WASTE (jika mungkin menghilangkan WASTE) yang terjadi dalam proses itu.
  7. Ulangi langkah 1-6 di atas.

Karakter dan Keterampilan Yang Dibutuhkan Dalam Dunia Bisnis dan Industri Profesional

Beberapa karakteristik pribadi dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang karyawan (intrapreneur) atau wirausaha (entrepreneur) terutama dalam dunia bisnis dan industri profesional (Marrioti and Towel, 2010: 15-16), adalah sebagai berikut:

  • Keberanian: Kesediaan untuk mengambil risiko terlepas dari kemungkinan akan mengalami kerugian.
  • Kreativitas: Menemukan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu; berpikir di luar kotak (thinking outside the box).
  • Keingintahuan: Keinginan untuk belajar dan mengajukan pertanyaan.
  • Tekad: Menolak untuk berhenti meskipun ada hambatan.
  • Disiplin: Kemampuan untuk tetap fokus dan mengikuti jadwal untuk memenuhi tenggat waktu.
  • Empati: Peka terhadap pikiran dan perasaan orang lain.
  • Antusiasme: Menjadi bergairah tentang sesuatu; kemampuan untuk melihat masalah sebagai peluang atau kesempatan.
  • Fleksibilitas: Kemampuan beradaptasi dengan situasi baru; kesediaan untuk berubah.
  • Kejujuran: Komitmen untuk jujur dan tulus dengan orang lain.
  • Kesabaran: Mengakui bahwa sebagian besar tujuan tidak tercapai dalam semalam.
  • Tanggung jawab: Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan kita; tidak melewati tanggung jawab.

Keterampilan adalah kemampuan yang dipelajari melalui pelatihan dan praktek. Misalnya, kita tidak tahu cara mengikat sepatu ketika kita lahir. kita mempelajari keterampilan ini melalui latihan dan bantuan orang dewasa. Beberapa keterampilan dasar yang dibutuhkan seorang intrapreneur (karyawan) atau pengusaha (entrepreneur) dalam dunia bisnis dan industri, adalah:

  • Keterampilan Bisnis: Memahami cara membuat dan mengelola bisnis.
  • Keterampilan Komunikasi: Kemampuan untuk mendengarkan dengan baik, menulis dengan baik, dan berbicara dengan baik.
  • Keterampilan Komputer: Kemampuan untuk menggunakan alat teknologi secara efektif.
  • Keterampilan Pengambilan Keputusan dan Solusi Masalah: Mengetahui cara menerapkan logika, informasi, dan pengalaman masa lalu untuk keputusan dan masalah baru.
  • Keterampilan Matematika: Menggunakan matematika untuk membuat anggaran, menyimpan catatan yang akurat, dan menganalisis laporan keuangan.
  • Keterampilan Organisasi: Kemampuan menjaga tugas dan informasi agar tetap teratur; kemampuan merencanakan dengan baik dan mengatur waktu kita.
  • Keterampilan Orang: Kemampuan untuk membujuk dan memotivasi orang; mengetahui cara menjadi pemimpin dan bekerja dalam team.

Selanjutnya NESTA (2008) yang mempelajari banyak literatur yang telah diterbitkan mengenai keterampilan yang diperlukan untuk menjadi karyawan (intrapreneur) maupun wirausaha (entrepreneur), membagi menjadi tiga kelompok keterampilan, yaitu: (1) Keterampilan Kewirausahaan, (2) Keterampilan Teknik, dan (3) Keterampilan Manajemen. Tingkat pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk mengembangkan masing-masing keterampilan ini akan sangat tergantung pada tingkat modal manusia yang mungkin sudah dimiliki individu itu sebelum memulai perjalanan kewirausahaan mereka, apakah sebagai seorang karyawan (intrapreneur) ataupun sebagai seorang wirausaha (entrepreneur), agar memenuhi potensi mereka dan menciptakan masa depan mereka sendiri, baik sebagai karyawan (intrapreneur) maupun sebagai wirausaha (entrepreneur).

Ketiga keterampilan yang dikemukakan di atas adalah sebagai berikut (NESTA, 2008):

  1. Keterampilan Kewirausahaan:
    • Disiplin Diri
    • Kemampuan untuk Mengambil Risiko
    • Inovatif
    • Berorientasi pada Perubahan
    • Kegigihan
  2. Keterampilan Teknik:
    • Operasi Khusus untuk Bisnis dan Industri
    • Komunikasi
    • Desain
    • Penelitian dan Pengembangan
    • Pengamatan (Observasi) Lingkungan
  3. Keterampilan Manajemen:
    • Perencanaan
    • Pengambilan Keputusan
    • Memotivasi
    • Pemasaran
    • Keuangan
    • Penjualan

Model Baru Pembelajaran Kewirausahaan Menuju Kompetensi untuk Memasuki Industri 4.0 dan Society 5.0

Model baru pengajaran dan pelatihan kewirausahaan HARUS berfokus pada pengembangan atribut kewirausahaan yang terdiri dari pembentukan karakter dan peningkatan kompetensi keterampilan sebagai berikut.

Proses Pembentukan Karakter (Character):

  • Mulai dari menumbuhkembangkan GROWTH Mindset
  • Menjadikan GROWTH Mindset sebagai pengendali sikap dan perilaku (Entrepreneurial or Intrapreneurial Attitude)
  • Menumbuhkan-kembangkan sikap dan perilaku kewirausahaan dalam praktek setiap hari agar menjadi kebiasaan-kebiasaan (Entrepreneurial or Intrapreneurial Habits)
  • Membentuk karakter profesional melalui praktek kebiasaan sehari-hari (Entrepreneurial or Intrapreneurial Character)

Entrepreneurial or Intrapreneurial Characters:

  • Keberanian mengambil risiko.
  • Kejujuran.
  • Kreatif dan Inovatif.
  • Keingintahuan untuk belajar terus-menerus melalui selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan kreatif yang menggali sesuatu hal.
  • Tekad dan Gigih, pantang berputus asa meskipun menghadapi hambatan dalam mencapai tujuan.
  • Disiplin Diri.
  • Tegas dan Percaya Diri.
  • Empati.
  • Antusiasme dan Ambisius.
  • Fleksibilitas.
  • Kesabaran.
  • Bertanggung Jawab.
  • Berorientasi pada Perubahan.
  • Kesadaran Diri, dan Kesadaran terhadap Etika, Sosial, Lingkungan.
  • Berpikir Sistem (Systems Thinking), Berpikir Statistikal/Matematikal (Statistical/Mathematical Thinking), Berpikir Desain (Design Thinking).

Catatan VG:

  • Intrapreneur adalah seseorang yang bekerja dalam organisasi profesional (apapun jenis organisasi itu), memiliki karakter (intrapreneurial character) yang bertanggung jawab langsung untuk mengubah ide-ide atau gagasan-gagasan dan kesempatan-kesempatan untuk menciptakan produk (barang dan/atau jasa) yang bernilai tinggi (value creation) karena memiliki keberanian pengambilan risiko dan inovasi yang tegas.
  • Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki, mengatur, mengoperasikan, dan menanggung risiko untuk suatu usaha mandiri yang dimilikinya (shareholder). Entrepreneur membutuhkan Intrapreneur untuk mengembangkan organisasi profesional (apapun jenis organisasi itu).

Keterampilan Utama Bagi Seorang Intrapreneur atau Entrepreneur:

  • Keterampilan Komunikasi.
  • Keterampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technologies Skills).
  • Keterampilan Pengambilan Keputusan dan Solusi Masalah.
  • Keterampilan Menerapkan Systems Thinking, Statistical/Mathematical Thinking, dan Design Thinking.
  • Keterampilan Organisasi.
  • Keterampilan Orang (People Skills).

Efektivitas Kewirausahaan (Entrepreneurial or Intrapreneurial Effectiveness) yang perlu dibangun dan dikembangkan terus-menerus adalah melalui langkah-langkah berikut (Berdasarkan Pengalaman Praktek Vincent Gaspersz yang berkecimpung dalam dunia bisnis dan industri profesional sejak 1991 sampai sekarang).

  1. HARUS dimulai dari Kesadaran Diri (Self-awareness), Kesadaran Team (Team-awareness), dan Kesadaran Organisasi (Organizational-awareness), yaitu: memahami secara jelas tujuan dan sasaran diri, yang berkaitan secara langsung dengan tujuan dan sasaran kelompok, dan terkoneksi langsung pada tujuan dan sasaran organisasi.
  2. Melalui Kesadaran Diri, Kesadaran Kelompok, dan Kesadaran Organisasi, akan mempengaruhi Entrepreneurial or Intrapreneurial Mindset—Attitude—Habits—Character.
  3. Melalui Entrepreneurial or Intrapreneurial Characters akan menumbuh-kembangkan berbagai keterampilan yang berkaitan dengan keterampilan kewirausahaan, keterampilan komunikasi, keterampilan teknologi informasi dan komunikasi, keterampilan pengambilan keputusan dan solusi masalah, keterampilan diri, team, dan organisasi, keterampilan menerapkan systems thinking, statistical/mathematical thinking, dan design thinking, dan berbagai keterampilan lain yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan mandiri untuk terus-menerus menuju kemajuan.
  4. Pada akhirnya melalui integrasi point 1, 2, dan 3 di atas, maka akan menciptakan efektivitas kewirausahaan (entrepreneurial or intrapreneurial effectiveness) seperti: menjadi individu bebas dan mandiri tanpa perlu bergantung pada orang lain, mencapai tujuan dan sasaran sesuai visi, misi, dan prinsip-prinsip nilai universal yang dimiliki, yang oleh Vincent Gaspersz disebut sebagai SUCCESS 6K, yaitu: SUCCESS Kuliah/Sekolah (SUCCESS K1), SUCCESS Karier/Kerja (SUCCESS K2), SUCCESS Keluarga (SUCCESS K3), SUCCESS Keuangan/Bebas Finansial (SUCCESS K4), SUCCESS Kematian/Tidak Ada Penyesalan ketika meninggalkan dunia (SUCCESS K5), dan SUCCESS Kehidupan Abadi Bersama Tuhan di Sorga (SUCCESS K6).

Di samping uraian di atas, maka artikel VG tentang mengembangkan kepemimpinan pribadi menggunakan “True North” berikut serta bagaimana mengembangkan Character dan Reputasi dapat digunakan karena telah diterapkan oleh VG dan membuat ia SUCCESS dalam sekolah/universitas kehidupan.

Referensi:

  • Bacigalupo, Margherita; Panagiotis Kampylis; Yves Punie; Godelieve Van den Brande. 2016.
  • EntreComp: The Entrepreneurship Competence Framework., Joint Research Center (JRC) Science for Policy Report, European Commision’s In-house Science Service, Seville, Spain.
  • FFE-YE. 2012. Impact of Entrepreneurship Education in Denmark – 2011. In L. Vestergaard, K. Moberg & C. Jørgensen (Eds.). Odense: The Danish Foundation for Entrepreneurship – Young Enterprise.
  • George Watt and Howard Abrams. 2019. Lean Entrepreneurship: Innovation in the Modern Enterprise., CA Opress, California, USA, 227 pages.
  • José Machado, Filomena Soares, and Germano Veiga (Editors). 2019. Innovation, Engineering and Entrepreneurship. Springer International Publishing AG, Cham, Switzerland. 1171 pages.
  • NESTA. 2008. Barriers Developing Entrepreneurial Graduates – NESTA, UK.
  • Steve Mariotti and Tony Towle. 2010. Entrepreneurship: Owning Your Future. Eleventh Edition., Prentice Hall, Boston, USA, 646 pages.
Posted in
css.php