2016

Home » Blog » 2016 » Landasan untuk SUCCESS Sebagai Seorang Profesional: Karakter dan Reputasi

06-12-16

Landasan untuk SUCCESS Sebagai Seorang Profesional: Karakter dan Reputasi



  • Bahasa Indonesia
  • English

Ketika saya memberikan kuliah pengantar setiap awal semester selama 2 hari (Sabtu dan Minggu) di program MM Unwira Kupang – NTT, saya selalu meminta mahasiswa S2 untuk membandingkan diri mereka vs. VG (Vincent Gaspersz), sebagai berikut:

  • Apakah Anda pernah tidak naik kelas dua kali di SMA?
  • Apakah Anda adalah seorang lulusan sekolah (SMA) paling TIDAK berkualitas di Kupang-NTT?
  • Apakah Anda pernah tidak naik tingkat (gagal total) satu tahun karena mata kuliah Pengantar Statistika di program S1?
  • Apakah Anda pernah dihukum untuk tidak mengikuti ujian S1 (tertunda satu tahun) dan HARUS pergi mengulang praktek lapang selama 6 bulan dengan kewajiban HARUS menulis laporan penelitian dari desa tempat praktek lapang itu?, Karena alasan ATTITUDE yang buruk?
  • Apakah Anda pernah kesulitan membiayai uang sekolah sewaktu SMP sampai SMA sehingga harus tinggal pada orang lain agar mereka yang menanggung uang sekolah (1967-1973)?,
  • Apakah Anda ketika kuliah S1 harus bekerja sebagai seorang sopir angkutan kota (bemo) agar bisa membiayai uang kuliah S1 (1974 – 1979)?.

100% mahasiswa S2 program MM Unwira menyatakan TIDAK!

Selanjutnya VG menyatakan bahwa karena Anda “bernasib” lebih baik daripada VG, maka secara LOGIKA peluang untuk SUCCESS bagi Anda seharusnya LEBIH BESAR daripada VG. Mereka semua tertawa dan saya TIDAK tahu apa maknanya, apakah dianggap sekedar mainan atau intermezo sebelum kuliah?

Lalu mengapa ke-GAGAL-an bertubi-tubi di atas bisa diubah menjadi SUCCESS gemilang? Kisah berikut adalah pengalaman pribadi saya merangkai SUCCESS secara bertahap berdasarkan pengalaman di atas.

Setiap orang berhak SUCCESS dalam bidang apapun, dari latar belakang apapun, tempat lahir di manapun, dan berbagai hal-hal buruk atau GAGAL yang melatarbelakanginya. TETAPI agar diketahui bahwa setiap hak untuk SUCCESS HARUS ada juga kewajiban yang menopangnya, dengan demikian akan menjadi seimbang antara hak dan kewajiban atau tanggung jawab.

Seperti tulisan saya sebelumnya, bahwa kita harus sadar diri, kemudian menemukan “True North” dan berjalan secara konsisten mengikuti True North kita itu. Namun dalam tulisan ini saya tidak akan membahas lagi tentang True North itu.

Pengalaman pribadi saya mengajarkan bahwa ada dua hal yang terpenting sebagai landasan untuk SUCCESS yaitu: Karakter dan Reputasi. Landasan di sini diibaratkan sebagai fondasi untuk membangun gedung (SUCCESS) agar TIDAK runtuh. Tentu saja berbeda antara membangun gedung 100 tingkat vs. 25 tingkat vs. 3 tingkat. Landasan yang akan dibahas di sini akan mampu membangun gedung (SUCCESS) berapa tingkat saja (hanya langit sebagai batasnya).

Karakter adalah berasal dari dalam diri kita dan 100% merupakan tanggung jawab pribadi sedangkan Reputasi adalah berasal dari luar diri karena berkaitan dengan penilaian orang lain dan lingkungan terhadap diri kita. Karakter dibangun dari fondasi Mindset yang benar secara universal. Mindset yang telah benar itu yang akan mengendalikan ATTITUDE kita, sehingga kita HARUS rela mengubah ATTITUDE itu. Kerelaan untuk mengubah ATTITUDE ini yang disebut sebagai sadar diri (self awareness). Dari ATTITUDE yang telah diyakini POSITIF itu barulah kita mempraktekkan setiap hari sehingga menjadi HABITS. Karakter terbangun berdasarkan HABITS kita itu!

Karena Karakter 100% adalah tanggung jawab kita secara pribadi, maka akan lebih mudah diatur dan dikendalikan oleh diri kita sendiri. Tantangan utama HANYA kerelaan atau kemauan saja untuk berubah. Di sini faktor CHANGE berhubungan dengan CHALLENGE (perubahan menghadapi tantangan). Banyak orang TELAH GAGAL dalam tahap CHALLENGE ini, Karena TIDAK RELA atau TIDAK MAU Berubah! Padahal seyogianya urutan agar SUCCESS adalah: Change, Challenge, Chance, Choice dan ke-4 C itu harus selalu ditopang oleh Commitment sehingga membentuk prinsip 5C untuk SUCCESS.

Saya pribadi meringkaskan bahwa terdapat 5 peraturan emas (golden rule) berkaitan dengan Karakter kita agar SUCCESS sebagai seorang professional di bidang apa saja, yaitu:

  1. Memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Dengan kata lain adalah kewajiban kita untuk memahami kebutuhan orang lain, baru kita meminta untuk orang lain memahami kebutuhan kita.
  2. Menjadikan diri kita sendiri sebagai suatu teladan dalam berbuat baik dalam segala hal. Hendaklah kita berlaku JUJUR (termasuk kepada diri sendiri) dan bersungguh-sungguh dalam segala hal seperti: belajar, bekerja, dll.
  3. TIDAK pernah mempermasalahkan situasi dan kondisi apapun yang terjadi, TETAPI kita mengkondisikan diri kita dalam situasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada (menjadi seorang problem solver BUKAN problem maker).
  4. Selalu menjadikan diri kita agar bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan, karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan.
  5. Jika point 1-4 TELAH dilakukan secara benar dan konsisten, maka hasilnya diserahkan kepada Tuhan. Hal ini berarti kita menerapkan prinsip IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda) dan KASIH (Kehendak Allah Selalu Isi Hati). Dan semua ini (IMAN & KASIH) HARUS diimplementasikan agar menciptakan Harmonisasi Antara Tindakan dan IMAN (HATI). Prinsip no 5 ini PENTING, karena PATUT dicatat bahwa Tuhan BISA “menggagalkan” kita meskipun kita TELAH benar dan konsisten menerapkan prinsip 1-4 dengan tujuan agar kita selalu bergantung kepada Tuhan (pengalaman pribadi VG). TETAPI Tuhan tidak mau membantu menyukseskan kita apabila kita TIDAK MAU atau TIDAK RELA menerapkan prinsip 1-4 di atas.

Setelah kita TIDAK LAGI bermasalah dengan Karakter di atas, maka landasan penentu SUCCESS berikut adalah berasal dari luar diri kita yaitu penilaian orang terhadap kita yang disebut sebagai Reputasi. Meskipun saya adalah seorang Doktor lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan Indeks Prestasi (IP) adalah 4.0 (Sempurna) TETAPI setiap kali saya bekerja sebagai seorang MT (Management Trainee: Level Paling Bawah) yang berhubungan dengan para profesional dari luar negeri, mereka selalu bertanya apa itu ITB? Saya HARUS menjelaskan panjang lebar tentang ITB beserta Reputasi bahwa Presiden pertama RI adalah lulusan ITB dan ITB itu adalah MIT (Massachusetts Institute of Technology) dari Indonesia. Menghadapi pertanyaan berulang-ulang tentang Apa itu ITB dari orang-orang di luar Indonesia, maka saya berkesimpulan bahwa menyandang sebagai seorang Lulusan ITB (IP = 4,0) TIDAK AKAN MAMPU membawa saya ke tahap SUCCESS di skala internasional dalam dunia professional di bidang industri.

Karena saya TIDAK MEMILIKI kesempatan lagi untuk belajar ke MIT, Harvard, dll yang memiliki Reputasi Dunia, maka saya HARUS memilih Asosiasi Profesional yang memiliki Reputasi Kelas Dunia dalam bidang keahlian saya agar saya TIDAK perlu lagi harus menyebut-nyebut tentang ITB sebagai MIT dari Indonesia. Itulah awal saya memilih menjadi anggota (sekarang anggota senior) dari ASQ (American Society for Quality: www.asq.org) sejak 1994 dan mulai berburu gelar profesional dari ASQ dan sekaligus menjadi anggota dari APICS (d/h American Production and Inventory Control Society: www.apics.org) sejak 1996 dan juga mulai berburu gelar profesional dari APICS. Setelah memperoleh pengakuan kompetensi profesional dari ASQ dan APICS, maka saya pribadi lebih mudah memasuki dunia profesional industri dan diakui ber-KOMPETEN. Itulah penting Reputasi yang diakui secara internasional.

NAMUN agar dicatat yang akan dibahas dalam tulisan berikut tentang mengapa saya berkali-kali (tiga kali) GAGAL ketika mengikuti ujian-ujian sertifikasi baik dari ASQ maupun APICS?

Salam SUCCESS.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php