2016

Home » Blog » 2016 » Mengapa orang TAKUT terhadap RISIKO? Jika ingin maju pesat HARUS berani menghadapi RISIKO!

04-06-16

Mengapa orang TAKUT terhadap RISIKO? Jika ingin maju pesat HARUS berani menghadapi RISIKO!



  • Bahasa Indonesia
  • English

Saya bisa menunjukkan bahwa takut mengambil risiko, dll BUKAN merupakan masalah MOTIVASI tetapi masalah keberanian menghitung risiko dengan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk cara memprediksi risiko yang dihadapi. Seorang ahli manajemen risiko sekalipun (hanya menguasai teori) TETAPI belum pernah mempraktekkan “kebiasaan bergelut dengan risiko” juga akan TAKUT menghadapi risiko yang langsung berkaitan dengan dirinya.

Sebagai misal sekitar lebih dari 2 tahun yang lalu (November 2013) saya memposting tentang kecerdasan finansial melalui investasi di bidang properti (Condotel) di dinding facebook saya. Memang ada yang mencoba menghubungi saya via inbox menanyakan seluk beluk berinvestasi dalam property (condotel). Yang bersangkutan terkenal sebagai seorang MOTIVATOR yang sering melakukan seminar-seminar dengan banyak peserta. Setelah berdiskusi sekian lama saya mengetahui bahwa sang MOTIVATOR ini HANYA menggunakan “mulut besar” untuk memotivasi orang agar bisa menerima uang, TETAPI takut kehilangan uang apabila berinvestasi. Orang seperti ini, meskipun dia adalah MOTIVATOR tetapi dia TAKUT risiko, sehingga tidak layak berkecimpung dalam dunia bisnis, apalagi menjadi mitra bisnis (business partner).

Apa yang saya tulis keuntungan menggiurkan pada November 2013 itu sekarang TELAH terbukti setelah Condotel Sahid Eminence di Ciloto, Puncak, Cianjur, Jawa Barat itu hampir rampung 100% di bulan November 2016. Prediksi saya bahwa dalam 3 tahun (36 bulan) akan ada keuntungan di atas 100% TELAH terbukti. Keuntungan ini merupakan Capital Gain dalam ilmu investasi. Belum lagi kalau telah selesai akan menerima pendapatan PASIF berupa monthly return sebagai bagian bagi hasil (70% untuk investor vs. 30% untuk manajemen) ditambah menginap GRATIS 30 poin (1 poin pada week days, 2 poin pada week end, dan 3 poin pada hari libur besar: natal, lebaran).

Pasti orang TAKUT risiko akan mengatakan bahwa wah bagaimana caranya investasi Rp. 850 juta (ketika Nov 2013) itu, sedangkan saya TIDAK memiliki uang cash? Tahukah kita yang memahami ilmu kewirausahaan (entrepreneurship science) bahwa seorang yang bermental wira usaha HARUS berani mengambil risiko, dan bukan modal uang yang diperlukan TETAPI modal OPPORTUNITY yang harus diciptakan. Jika OPPORTUNITY telah tercipta, maka kita bisa bermitra dengan pemilik modal dan cara ini disebut sebagai menggunakan OPM (Other People Money). Seorang bermental wira usaha yang berani mengambil risiko dapat juga menggunakan OPT (Other People Time) untuk merealisasikan tujuan-tujuannya.

KESIMPULAN: membutuhkan pengetahuan dan pengalaman untuk BERANI mengambil risiko, dan cara terbaik adalah LAKUKAN dan GAGAL. Setelah GAGAL maka akan muncul keberanian mengambil risiko.


GAGAL vs. SUCCESS ibarat sekeping mata uang yang dilemparkan, selalu saja akan muncul GAGAL atau SUCCESS. Ilmu pengetahuan dan teknologi dipergunakan untuk mempengaruhi probabilitas SUCCESS agar tidak hanya 50% TETAPI menjadi lebih tinggi, jika mungkin mendekati 100%. Dalam dunia bisnis apabila tingkat GAGAL telah cukup rendah, katakanlah di bawah 20%, maka dapat dianggap bahwa kita TELAH mampu mengendalikan aktivitas investasi kita. Jadi persoalannya bukan apakah GAGAL atau SUCCESS, tetapi apakah kita MAMPU mengendalikan proses agar investasi kita HANYA mengalami GAGAL maksimum 20% dari total investasi yang dilakukan? Itu makanya penting INFORMASI (analisis dan perhitungan) untuk mengurangi RISIKO dalam setiap aktivitas investasi.


Bagaimana melakukan analisis risiko? Patut dicatat terlebih dahulu bahwa banyak orang “salah” dalam memahami risiko, di mana risiko seolah-olah realitas yang akan terjadi ketika kita mengambil suatu tindakan. Padahal Risiko berkaitan dengan OPPORTUNITY (Probabilitas terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan) setelah suatu tindakan itu diambil. Jika demikian bagaimana melakukan suatu analisis risiko investasi?

Pertama catat hasil terbaik vs. Hasil terburuk dari kesempatan investasi itu. Dalam bagan dimisalkan hasil terbaik adalah Rp. 100 juta (untung Rp, 100 juta) dan hasil terburuk adalah –Rp. 50 juta (rugi 50 juta). Masalah sekarang adalah berapa probabilitas terjadi kerugian Rp. 50 juta itu? Jika kita MAMPU mencari informasi tambahan berupa analisis pasar, trend perkembangan investasi, dll; di samping kita berani menyiapkan dana untuk “siap-siap” rugi (BELUM TENTU Rugi) sebesar Rp. 50 juta, maka kita akan melakukan tindakan investasi itu.

Nah masalah sekarang adalah bagi mereka yang TAKUT Risiko! Mereka yang TAKUT Risiko menyangka bahwa apabila mereka TIDAK melakukan investasi (Tidak mengambil tindakan), maka mereka akan TETAP aman karena TIDAK ADA UNTUNG maupun RUGI. Apakah benar pemikiran seperti ini? Mungkin secara REALITAS orang yang TAKUT risiko itu memang tidak mengeluarkan uang dari dompetnya (tidak untung atau tidak rugi), TETAPI sesungguhnya mereka yang takut risiko itu telah kehilangan OPPORTUNITY memperoleh keuntungan sebesar Rp. 100 juta (Opportunity Cost sebesar Rp. 100 Juta). Di sinilah mindset yang “salah/keliru” dari orang-orang TAKUT risiko yaitu TIDAK memperhitungkan OPPORTUNITY COST dalam setiap tindakan yang TIDAK dilakukan atau diabaikan itu.

Salam SUCCESS.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php