-
Bahasa Indonesia
-
English
Saya bisa menunjukkan bahwa takut mengambil risiko, dll BUKAN merupakan masalah MOTIVASI tetapi masalah keberanian menghitung risiko dengan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk cara memprediksi risiko yang dihadapi. Seorang ahli manajemen risiko sekalipun (hanya menguasai teori) TETAPI belum pernah mempraktekkan “kebiasaan bergelut dengan risiko” juga akan TAKUT menghadapi risiko yang langsung berkaitan dengan dirinya.
Sebagai misal sekitar lebih dari 2 tahun yang lalu (November 2013) saya memposting tentang kecerdasan finansial melalui investasi di bidang properti (Condotel) di dinding facebook saya. Memang ada yang mencoba menghubungi saya via inbox menanyakan seluk beluk berinvestasi dalam property (condotel). Yang bersangkutan terkenal sebagai seorang MOTIVATOR yang sering melakukan seminar-seminar dengan banyak peserta. Setelah berdiskusi sekian lama saya mengetahui bahwa sang MOTIVATOR ini HANYA menggunakan “mulut besar” untuk memotivasi orang agar bisa menerima uang, TETAPI takut kehilangan uang apabila berinvestasi. Orang seperti ini, meskipun dia adalah MOTIVATOR tetapi dia TAKUT risiko, sehingga tidak layak berkecimpung dalam dunia bisnis, apalagi menjadi mitra bisnis (business partner).
Apa yang saya tulis keuntungan menggiurkan pada November 2013 itu sekarang TELAH terbukti setelah Condotel Sahid Eminence di Ciloto, Puncak, Cianjur, Jawa Barat itu hampir rampung 100% di bulan November 2016. Prediksi saya bahwa dalam 3 tahun (36 bulan) akan ada keuntungan di atas 100% TELAH terbukti. Keuntungan ini merupakan Capital Gain dalam ilmu investasi. Belum lagi kalau telah selesai akan menerima pendapatan PASIF berupa monthly return sebagai bagian bagi hasil (70% untuk investor vs. 30% untuk manajemen) ditambah menginap GRATIS 30 poin (1 poin pada week days, 2 poin pada week end, dan 3 poin pada hari libur besar: natal, lebaran).
Pasti orang TAKUT risiko akan mengatakan bahwa wah bagaimana caranya investasi Rp. 850 juta (ketika Nov 2013) itu, sedangkan saya TIDAK memiliki uang cash? Tahukah kita yang memahami ilmu kewirausahaan (entrepreneurship science) bahwa seorang yang bermental wira usaha HARUS berani mengambil risiko, dan bukan modal uang yang diperlukan TETAPI modal OPPORTUNITY yang harus diciptakan. Jika OPPORTUNITY telah tercipta, maka kita bisa bermitra dengan pemilik modal dan cara ini disebut sebagai menggunakan OPM (Other People Money). Seorang bermental wira usaha yang berani mengambil risiko dapat juga menggunakan OPT (Other People Time) untuk merealisasikan tujuan-tujuannya.
KESIMPULAN: membutuhkan pengetahuan dan pengalaman untuk BERANI mengambil risiko, dan cara terbaik adalah LAKUKAN dan GAGAL. Setelah GAGAL maka akan muncul keberanian mengambil risiko.
GAGAL vs. SUCCESS ibarat sekeping mata uang yang dilemparkan, selalu saja akan muncul GAGAL atau SUCCESS. Ilmu pengetahuan dan teknologi dipergunakan untuk mempengaruhi probabilitas SUCCESS agar tidak hanya 50% TETAPI menjadi lebih tinggi, jika mungkin mendekati 100%. Dalam dunia bisnis apabila tingkat GAGAL telah cukup rendah, katakanlah di bawah 20%, maka dapat dianggap bahwa kita TELAH mampu mengendalikan aktivitas investasi kita. Jadi persoalannya bukan apakah GAGAL atau SUCCESS, tetapi apakah kita MAMPU mengendalikan proses agar investasi kita HANYA mengalami GAGAL maksimum 20% dari total investasi yang dilakukan? Itu makanya penting INFORMASI (analisis dan perhitungan) untuk mengurangi RISIKO dalam setiap aktivitas investasi.
Bagaimana melakukan analisis risiko? Patut dicatat terlebih dahulu bahwa banyak orang “salah” dalam memahami risiko, di mana risiko seolah-olah realitas yang akan terjadi ketika kita mengambil suatu tindakan. Padahal Risiko berkaitan dengan OPPORTUNITY (Probabilitas terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan) setelah suatu tindakan itu diambil. Jika demikian bagaimana melakukan suatu analisis risiko investasi?
Pertama catat hasil terbaik vs. Hasil terburuk dari kesempatan investasi itu. Dalam bagan dimisalkan hasil terbaik adalah Rp. 100 juta (untung Rp, 100 juta) dan hasil terburuk adalah –Rp. 50 juta (rugi 50 juta). Masalah sekarang adalah berapa probabilitas terjadi kerugian Rp. 50 juta itu? Jika kita MAMPU mencari informasi tambahan berupa analisis pasar, trend perkembangan investasi, dll; di samping kita berani menyiapkan dana untuk “siap-siap” rugi (BELUM TENTU Rugi) sebesar Rp. 50 juta, maka kita akan melakukan tindakan investasi itu.
Nah masalah sekarang adalah bagi mereka yang TAKUT Risiko! Mereka yang TAKUT Risiko menyangka bahwa apabila mereka TIDAK melakukan investasi (Tidak mengambil tindakan), maka mereka akan TETAP aman karena TIDAK ADA UNTUNG maupun RUGI. Apakah benar pemikiran seperti ini? Mungkin secara REALITAS orang yang TAKUT risiko itu memang tidak mengeluarkan uang dari dompetnya (tidak untung atau tidak rugi), TETAPI sesungguhnya mereka yang takut risiko itu telah kehilangan OPPORTUNITY memperoleh keuntungan sebesar Rp. 100 juta (Opportunity Cost sebesar Rp. 100 Juta). Di sinilah mindset yang “salah/keliru” dari orang-orang TAKUT risiko yaitu TIDAK memperhitungkan OPPORTUNITY COST dalam setiap tindakan yang TIDAK dilakukan atau diabaikan itu.
Salam SUCCESS.
Why Do People FEAR RISKS? If You Want to Thrive, You MUST Dare to Face RISKS!
I can show that fear to take risks, etc. is NOT a MOTIVATIONAL problem, but the problem of bravery in calculating risks with science and technology including how to predict the risks being faced. Even a risk management expert (who only masters theory), BUT has never practiced “the habit of struggling with risks” will also FEAR facing the risks directly related to him/her.
For example, approximately over 2 years ago (November 2013), I posted a topic about financial intelligence through property investments (Condotel) on my Facebook wall. Some actually tried to contact me via inbox asking about the ins and outs of investing in property (comdotel). That person was a well-known MOTIVATOR who often conduct seminars with many participants. After discussing for so long, I knew that this MOTIVATOR ONLY used his “big mouth” to motivate people to receive money; BUT was afraid to lose money by investing. This kind of person, although he was a MOTIVATOR, but was AFRAID of RISKS; thus was not feasible to dive in the business world, let alone be a business partner.
What I wrote about the lucrative profits in that November 2013, HAS now been proven after Sahid Eminence Condotel in Ciloto, Puncak, Cianjur, West Jave is almost 100% complete by November 2016. My prediction that in 3 years (36 months) there would be a profits of over 100% HAS proven true. This profits is a Capital Gain in investing knowledge. Not to mention that once it will have been completed, I will receive PASSIVE income in the forms of monthly returns as a part of profit sharing (70% for investors vs. 30% for management) plus 30 FREE stay points (1 point for a weekday stay, 2 points for weekend stay, and 3 points for major holiday stay: Christmas, Eid al-Adha).
Definitely risk-AVERSE people would ask, “How to invest that Rp. 850 millions (back in November 2013), while I DO NOT have cash?” Do you know that we who understand entrepreneurship science that someone who has entrepreneurial mentality MUST dare to take risks, and it is not the money capital that is needed, BUT OPPORTUNITY capital that must be created? If OPPORTUNITY has been created, then we can partner with the capital owners and this way is referred to as using OPM (Other People Money). Someone with entrepreneurial mentality who dare to take risks can also use (Other People Time) to realize his/her goals.
CONCLUSION: it requires knowledge and experience to DARE to take risks, and the best way is to DO and FAIL. After FAILURE, there will the courage to take risks.
FAILURE vs. SUCCESS is like a coin tossed, it will always appear as either FAILURE or SUCCESS. Science and technology are used to influence SUCCESS probability to not only be 50%, BUT be higher, if possible, as close as to 100% as possible. In business, if the FAILURE level has been low enough, say below 20%, then it can be considered that we HAVE been able to control our investing activity. Therefore, the issue is not whether to FAIL or SUCCEED; but are we ABLE to control the proess so that our investment ONLY would experience FAILURE at most 20% out of the total investment done? That’s why the INFORMATION (analysis and calculation) to reduce the RISKS in every investing activity is important.
How to do risk analysis? It should be noted first that a lot of people are “wrong” in understanding risk, in which risk is seen as though the reality that is going to happen when we take an action. When in fact risk relates to OPPORTUNITY (Probability of an undesired event) after the action has been taken. If so, how to do an investment risk analysis?
First, record the best result vs. the worst result of that investment opportunity. In the chart, let the best result is Rp.100 millions (profits of Rp.100 millions) and the worst result is –Rp.50 millions (losses of Rp.50 millions). The problem now is what is the probability of that Rp.50 millions losses? If we are ABLE to seek additional information such as market analysis, investment development trend, etc; in addition to we dare to set aside a fund for the “potential” losses (WHICH WILL NOT NECESSARILY happen) of Rp. 50 millions, then we will do that investment action.
Now, the problem is for those who FEAR Risk! They who FEAR Risk think that if they DO NOT invest (Not taking action), then they will REMAIN safe because THERE IS NO PROFIT or LOSS. Is this kind of thinking correct? Perhaps in REALITY those people who FEAR risk do not actually pull money put of their wallets (no profit or no loss); BUT in fact, those who fear risk have lost the OPPORTUNITY of gaining profits of Rp.100 millions (Opportunity Cost of Rp.100 millions). This is the “wrongful/mistaken” mindset of the people who FEAR risk, which is DO NOT consider OPPORTUNITY COST in every action that is taken or ignored.
Best Regards for SUCCESS.